Pertemuan 3
·
SFAC itu ada 8. FASB punya 4
keluaran: SFAC, SFAS, FASN dan technical routine.
·
SFAC ada 8, yang pertama dari 8
itu baru keluar 2010. SFAC 1,2,3 itu udah ga ada. Yang SFAC 4 kita ga mau bahas
karena itu adalah keuangan untuk institusi non bisnis. Jadi yang kita punya
sekarang itu 5,6,7,8. Yang nomor 6 itu menggantikan nomor 3. Yang nomor 8
menggantikan nomor 1 dan 2. Nah SFAC nomor 5 itu mengatur mengenai bagaimana
mengakui dan merecogniton and measurement. Apa arti mengakui? Mengakui itu memasukkan
sebuah transaksi ke dalam laporan keuangan. Diterjemahkan dalam bentuk laporan
keuangan. Nah bentuknya yang pertama adalah jurnal entry. Jurnal entru itu
memasukkan sebuah transaksi ke dalam laporan keuangan, itu namanya pengakuan.
Pengakuan (jurnal entry) itu hanya bisa terjadi kalau syaratnya 4:
1.
Sesuai definisi
2.
Barang transaksinya harus relevan
3.
Harus andal
Andal sekarang dalam kondisi krisis
identitas, karena sejak keluarnya yang baru KKPK, maka yang besar itu sekarang
hanya dua, yaitu relevan dan penyajian yang tepat. Relevan dibagi menjadi 3.
Jadi dia mark off untuk memberikan sebuah prediksi (predictive value). Yang
kedua dia mempunyai confirmation / feed
back value. Jadi sebuah transaksi itu harus bisa mengkonfirmasi kejadian masa
lampau dan atau keduanya.
·
Penyajian yang tepat, pengganti
dari keandalan itu ada 3 unsur. Pertama completeness (kelengkapan) jadi kalau
kasih laporan keuangan tolong yang tepat. Bikin LPK minimal 2 periode (multi
period). Boleh satu periode asal perusahaannya baru berdiri tahun kemarin.
Kedua, netral (tidak condong kepada pihak tertentu). Yang ketiga adalah free
from buyers and error (jadi bikin laporan itu harus dalam kondisi bebas dari
kesalahan dan bias). Kata andal sudah ga muncul lagi, ini adalah krisis identitas.
Anda membuat jurnal itu syaratnya harus mengakui jurnal itu. Kalau anda
mengakui, anda harus bikin surat. (mahasiswi atmajaya, buktinya ada suratnya
kan yaitu punya KIM). Anda baru bisa menjurnal kalau sesuai definisi. Jadi yang
masuk yg aset apa yang ASO? Aset.
·
Kedua, sesuatu hanya boleh diakui
kalau dia relevan dengan laporan keuangan. Kalau ga relevan buat apa. Ketiga,
harus andal. Ada 3 serangkai : complete, netral, free from buyers and errors.
Ke empat, kalau anda masukkan ke dalam laporan keuangan, udah nulis AR pada
sales kan harus ada angkanya dong. Berarti kan yang diukur kan. Yang ke empat,
measure ability.
·
Untuk anda bisa mengukur kan perlu
alat ukur yang disebut atribut pengukuran. Contoh: anda cek bikin laporan
keuangan LPK kas. Di brankas pas dibuka ada 10 uang merah gambarnya orang
berpeci 2 orang ada isi 1 juta (10 x 100rb). 100 ribu angkanya tertera, nominal
value, stated value, atau face value. Jadi untuk menulis kas itu dasarnya yang
tercetak berapa kan gitu. Itu atribut 1. Nomor dua, anda beli emas. Pertanyaannya
itu harga yang anda pakai adalah harga mas yang sedang beredar di pasaran.
Berarti itu adaloah harga pasar. Jadi acuannya adalah harga pasar (current
market). Ketiga, kalau beli mesin suka beli pakai harga historis. Berarti harga
mesin ada dua. Harga mesin 5 milyar trus harga mesin yang masuk LPK cuma 5
milyar doang? Anda beli sepatu di pasar baru 200 rb. Lapornya pasti bakal
lebih. Uang ojeknya, uang makan, minum, dll. Dari sepatu dibeli sampai dapat
digunakan kan. Jadi kalau cost mesin dibeli 5M itu harganya sudah lebih. Karena
itu, maka harga tambahannya dikumpul jadi satu namanya historical cost. Jadi
atribut ke tiga namanya historical cost.
·
Anda punya persediaan, jual di
toko dan udah lama ga laku. Ada yang nanya, Awalnya dijual 2 juta. Setelah nego
jadi 1,7 juta. Itu namanya harga current cost. Sekarang, jangan kacaukan dengan
harga pasar.
·
Kalau anda punya piutang sama
orang 1M, kita pasti ga yakin bisa ganti semua. Makanya kalau ada piutang, di
bawahnya pasti ada AFDA 1 jt. Jadi 1M – 1 jt = 900jt namanya net AR (NRV) nilai
bersih yang dapat direalisasikan. Makanya AR selalu disajikan bersamaan dengan
NRV. Berarti NRV adalah bagian dari atribut.
·
Anda beli pulpen parker. Dan
menteri punya pulpen yang sama dengan anda harganya 3 jt. Pertanyaan saya,
kalau anda dan dia bikin BS, costnya sama sama 3 jt kan, itu parker 3 jt
dipegang anda dengan dipegang menteri itu kualitasnya memang sama, tapi
valuenya beda. Karena anda pakai buat ujian, berarti itu akan menghasilkan ujian
yang nilainya bagus. Kalau punya motor yang harga dan merknya sama, yang satu
di parkir di halaman biar tetangga ngiri dan yang satu dipakai untuk grabbike, harga
sama tapi nilainya beda. Nah selama ini kalau anda membuat neraca, pasti ga
peduli kan. Pada saat nilai masuk itu, harga barangnya 20 jt. Padahal
sebenernya barang itu dinilai berdasarkan kemampuan dia men-generate kas.
·
Anda punya aset A hidupnya 4
tahun, residual, nilai rombeng. Setiap tahun kan pasti menghasilkan nilai.
Tahun pertama dia menghasilkan... berapa nilai ini hari ini? Nah ini di present
value kan. Present Value of Future Cash Flow . jadi nilai sebuah aset itu
ditentukan dari sampai saat dia itu ancir, atau saat masa likuidasinya sudah
habis itubisa menghasilkan kas berapa di present value. Ini adalah atribut
terakhir yang namanya present value atribute. Dulu namanya PVCF, KK LPK bilang
namanya cuma PV. Anda punya motor kalau dipakai buat gojek, harusnya nilainya
lebih bigger. Accounting sebenarnya tidak terlalu suka dengan ini. Ini adalah
sebuah tawaran baru.
·
Kalau anda punya mesin dan saya
punya mesin. Nilainya bisa beda. Karena tergantung pada kemampuan men-generate
value. Gawatnya adalah pertama banyak tafsir dan estimasi. Problem utamanya
adalah:
1.
Kesulitan untuk menentukan nilai
A. Kalau historical cost gampang, kalau awal 5 M akhir juga 5 M. Di sini punya
presisi, penyajian yang tepat.
2.
Kita sulit memprediksi kapan
barang itu akan rusak. Anda pakai aki berapa lama? Tergantung.
3.
Pemakaian ga tentu. Aset dipakai
menghasilkan kas kan, nilai A B C kan ga pernah jelas. Nilai A B C yang paling
besar adalah pasti A, pas awal pakai. Sesuai dengan PSAK 6. Makin gede makin
habis. Kita ga bisa menemukan angka yang tepat berapa untuk A B C itu. Karena:
satu, bawahnya periodenya ga jelas. Kedua, interestnya pakai apa? (IRR) itu kan
mau di puter ke belakang. Acuannya apa? bunga BI, pajak mentri keuangan, deposito
bank bank besar, atau pakai GBOR?
-
LBOR = Luadran interBank of
Referate
-
SBOR = Singapore interBank of
Referate
-
JBOR =Jakarta interBank of
Referate
Jadi
nilai yang yang dipakai setiap bank, kan bank itu ada levelnya kan. Jadi
dipakai bank kelas atas, ini semua kasih bunga berapa, di rata rata kasih tengahnya,
itu namanya nilai inti yang ditawarkan oleh bank.
·
Nah jadi pengukuran yang pertama
yang kita mau bahas adalah bagaimana menghitungnya. Yang terbaik menghitung itu
paling gampang menggunakan historical cost, paling tua metodenya. Kenapa kita
pakai ini? Sejak munculnya pemisahan antara kepemilikan dan kendali, maka
muncullah orang orang yang mempunyai informasi melebihi orang lain. Anda tiap
hari di perusahaan saya pemilik, saya jarang dateng. Saya manajer yang jarang
masuk, dan anda bawahan saya yang rajin masuk. Pasti informasi yang anda
peroleh lebih banyak dari saya. Kalau satu orang dan pihak lain memiliki
informasi yang berneda, sebuah asimetri informasi, maka akan muncul sebuah
tindakan yang namanya moral hizard. Anda akan take benefit and the expense of
the others. Contoh saat kita bohong soal kuliah pada orangtua. Jika antara owner
dan manajerr itu punya asimetri informasi, maka akan muncul yang namanya moral
hizard. Take benefit and the expense of others. Kalau misalnya anda pemimpin
direksi. Lalu anda mengajukan pada saya bahwa harusnya laporan direksi itu
pakai COP – cut off program. Minta merci dong pak, supaya lebih safety. Lama
lama duit akan habis untuk hal seperti itu. Itu self interest adalah asumsi
dasar dari positif common theory.
·
Jadi tujuan utama dari accounting
adalah sebetulnya bagaimana anda melaporkan. Yang penting, bagaimana laporan
yang anda produksi itu dibaca oleh pembaca (user) itu hasilnya bagus. Nah
makanya kalau anda membaca yang namanya income statement – laporan LR OCI
misalnya – itu sebenarnya adalah sebuah laporan yang akan melaporkan kinerja perusahaan
anda, dapat klien darimana, mendaoat pendapatan dari mana. Makanya dibagi,
pendapatan yang anda peroleh dari operasi normal sama ga normal apa aja. Yang
dari ga normal namanya other revenue, yang namanya extraordinary items tidak
masuk lagi. Kedua, transaksi yang anda buat ditambah matching. Makanya setiap revenue
muncul di bawahnya pasti ada cost, selalu ada. Karena matching cost against
revenue dan laba selalu ada.
·
Kenapasih kita suka sekali pakai
yang namanya historical cost?
1.
Relevan
Ini kalau sampe 2 orang pakai barang
yang sama dan nilai estimasinya beda, saya mau tanya ada peluang bikin yang
namanya kutak katik? Tipu tipu? Ada kan. Jadi dengan membuat angka ini, 20 jt semua
pihak sebetulnya mungkin lebih relevan.
2.
Kalau anda pakai 20 jt sama tadi
pakai PVnya, lebih faktual yang mana? 20jt dong. Barangnya ada, semuanya ada,
bukti. Tapi kalau anda masukkan Pvnya, bisa beda kan nilainya. Setiap orang
bisa beda. Buktinya adalah estimasi. Pertanyaannya, menggunakan historical cost
beresiko tidak? Ya.
3.
Karena anda pakai 20jt, data
lengkap kan.
4.
Mana lebih mudah dimengerti, nilai
20 juta atau PV? 20juta.
Jadi kalau saya pakai 20 juta, saya mau
tanya bisa diubah ga ama dia? Engga dong, udah ada bukti pembelian kok. Tapi
kalau pakai PV bisa diubah. Kalau sudah pakai angka 20 jt, harga harga pasar
hanya menjadi data data pendukung saja. Dunia cuma pakai LBOR, Asia pakai CBOR,
internasional pakai GBOR.
·
Saya pernah cerita dunia pakai 2
mainstream:
1.
US GAAP
Lebih condong kepada relevan, kenapa?
Karena US GAAP berdiri dengan konsep negara dengan dasar adalah negara pasar.
Sedangkan negara negara eropa bediri dengan negara negara banking. Jadi kalau
kita pakai historical cost itu nilai lebih andal, karena andal itu sebetulnya
tidak terlalu melihat terhadap pasar.
2.
IASB
Lebih condong kepada keandalan.
·
Anda bisa ga membuat laporan keuangan
daily BS? Bisa. Semua nilainya akan berubah tiap hari kayak harga pasar. Kayak
emas. Anda bisa bayangkan kalau anda bikin daily BS, tiap hari berubah
angkanya. Berarti assesnya harus harga pasarnya kan. Kalau indonesia ga punya
pasar dan dipaksa bikin daily BS berarti kita harus meng-create pasar. Lama
lama dasar ekonomi berubah ga? Berubah, dari banking ke pasar. Begitu pindah maka
ekonomi goyang kan. Kalau ekonomi goyang, maka kita akan terjajah. Tidak ada
cukup bukti untuk menolak historical cost. Data historical itu ada buktinya, ga
bisa ditolak.
·
Yang tadi adalah pendukung
pendukung terhadap historical cost. Kritik untuk historical cost :
Memberikan sebuah pelaporan itu
sebenarnya tujuan nomor 2, yang penting itu laporan ngawur atau engga. Terlalu
banyak laporan membuat kita ga bisa fokus. Kurang informasi sama buruknya
dengan terlalu banyak informasi. Makanya ga usah tau terlalu banyak.
·
Menyediakan sebuah kebutuhan
pengambilan keputusan oleh pengguna adalah tujuan utama. Laporan itu endingnya
harus si pengg8una bisa mengambil keputusan. Anda kalau laporannya bagus tapi
dia ga bisa ambil keputusan, itu bukan laporan bagus. Samapi sini kita masih
bicara mengenai konsep yang masih logic. Dan untuk mengambil keputusan dengan
tepat, data historis / data masa lalu udah ga ok banget. Contoh anda beli tanah
1 x2m harganya 10jt. Lima tahun lagi beli tanah 1 x2m harganya 40jt. Lalu 1 x
2m harganya 60 jt. Tahun berikutnya menjadi 100jt. Ini kalau hictorical cost
ditambahkan semuanya ini, jumlahnya jadi 210jt. Saya mau tanya, kalau saya beli
250jt boleh? Kan untung 40jt kan? Boleh dong kan untung. Misalnya dibeli 500,
anda untungnya 100, yang dimasukin ya 500jt-100jt. Berarti keuntungan itu real
kan.
·
Berarti historical cost itu
datanya berbayang kan. Jadi anda harus bisa tahu pro untuk historical cost sama
contra. Anda putuskan, anda mau yang mana.
·
Tidak objektif artinya tidak bisa
digunakan untuk mengambil keputusan yang tepat. Artinya, ga bisa dikotak katik.
kalau dia pakai historical cost, bisa dimanipulasi. Historical cost can be
easily manipulated.
·
Doesnt maintain emphasize capital.
Kalau anda nilai tanah begini mending anda baca yang 400 atau yang 210? Mending
400 kan. Kalau isi yg 210, kalau excessnya 210 berarti equitynya juga harus
sama kan. Berarti orang Cuma bilang land anda Cuma 210 padahal land anda dua
kali lipatnya. Kita tahu bahwa yang namanya hostorical cost itu dipandang kurang
bisa memprediksi masa lalu dan konfirmasi, relevannya kurang. Untuk relevansi
masa lalu, contoh anda punya rumah tahun ’70 trus mau di renovasi. Biaya
renovasi sama masa manfaatnya sebanding ga? Begitu perusahaan anda diakuisisi,
saya mau tanya yg berlaku nilai likuidasi kan? Ini kalau perusahaan anda di
likuidasi, maka historical costnya hilang. Trus kalau kita pakai historical
cost terus, profitnya cacat. Contoh ya saya beli 500M, seharusnya kan anda cuma
pegang labanya 100 kan, kalau tanah 4 ini dibeli 500M berarti labanya hanya
100. Tapi karena tadi historical costnya ditulis hanya 210 berarti anda bisa
menulis labanya 290. Saya mau tanya, angka 290 itu cacat ga? Cacat. Saya ini
menggunakan historical cost karena saya untung pada suatu asumsi, suatu
postulat yang hnamanya going concern.
·
Historical cost muncul karena
adanya going concern. Ini nilainya ditambahkan semua kan, sumarynya beda kan.
“Loh ini sama sama juta pak?” bukan sama sama juta, harga nilai belinya beda.
Contoh anda kalau dulu ke jogja harga 1 mangkuk soto yang gambarnya pangeran
diponegoro hanya 300 rupiah. Kalau sekarang uang 300 rupiah dikasih ke tukang
parkir, berantem anda. Berarti yang namanya nilai itu ada time value of money.
Ini kalau anda jumlahkan, satuan sama sama miliar tapi kan harga belinya beda.
·
Jadi kalau kita bisa bilang,
postulat going concern yang memunculkajn yang namanya hostorical cost itu
sebenarnya hanya sebuah retorika. “saya pakai historical cost karena saya going
concern” saya mau tanya, berapa banyak perusahaan yang bangkrut karena memakai
historical cost? Many. Jadi jangan karena seperti itu alasannya, ini kritik ya.
·
Banyak perusahaan yang berenti
kok. Jadi kadang kadang perusahaan yang melakukan setiap kegiatan, jangan
jangan perusahaan itu tidak melakukan bisnis, cuma muter doang. Ada orang
stres, yang makan ya makan tapi ga ada gairah hidup (misal saat diputusin pacar,
hidup serasa semua hilang). Muter doang, dia ga bikin pengembangan. Dia ga
bikin kreativitas ke depan. Dia ga bikin new produk. Dia Cuma maintain yang
ada, yang penting ada iklan. Yang penting ada kerjaan buat karyawannya saja.
Dan yang seperti itu, repot sekali kalau anda pakai historical cost.
·
Kenapa harus menggunakan
hostorical cost? Pilihan di luar banyak kok. Masalahnya dari awal anda sudah
terpikat dengan historical cost karena dari awal pertama kuliah sudah pacaran
sama dia kan. Padahal alternativenya banyak : present value, current market
value, current cost, NRV, present value. Ada banyak pilihan kok.
·
Kritiknya banyak banget nih,
keliatan banget kalau buku ini ga suka historical cost. Matching cclosed
against revenue. Anda pernah mengguanakn fifo kan. Fifo itu berarti kalau anda
jual pakai harga sekarang ya kan. Tapi cost yang masuk adalah cost yang lama
kan, makanya labanya terlihat lebih besar. Makanya menggunakan fifo atau lifo
dalam income statement itu akan terlihat dalam cateris paribus. Laba akan lebih
besart di fifo. Intinya adalah apakah itu matching? Matching itu adalah current
revenue beradu sama current cost. Sedangkan anda, current price beradu sama
historical cost. Matching ga? Sama dengan penjuual di glodok, belinya 1 jt
jualnya 3 jt. Mahal amat? Ya kan dolar naik. Dan itu dibeli waktu dolarnya
masih murah. Nanti kalau dolarnya turun, dia tetap jual 3 jt dg alasan “kan
untuk jaga jaga beli lagi”. Historical cost membuat kita ga akan pernah membuat
kita yang namanya matching. Jadi income statement yang anda buat, saya mau
tanya, ada matching ga disana? Engga ya.
·
Totality arbitrary. Contoh anda
pernah denger kata distribusi? Lawan katanya atribusi. Contoh atribusi anda
beli minum, minum sendiri, keselek sendiri, pingsan sendiri, bayar sendiri. Itu
namanya atribusi. Misal lagi, harga sewa toilet dalam sehari 100rb dan yang
pakai hanya 5 mahasiswa. Tiap orang akan dikenakan biaya 20rb. Kenapa?
Menggunakan konsep distribusi, alokasi. Jadi alokasi itu tepat atau tidak? Tidak.
Alokasi tidak bisa tepat. Jadi kalau ada alokasi pasti ada penyimpangan. Jadi
angka alokasi itu angka kira kira. Jadi jangan pernah ngomong akurat dalam
bahasa akuntansi.
·
Kalau anda pakai yang namanya
historical cost bisa turbulensi (volatile). Jarang ada nilai pasar yang
turbulensi. Begitu anda kena volatile, anda cenderung menghaluskan kan. Contoh
anda kuis 4 kali, nilai 10, 2, 4, 6. Lapor ke orang tua pasti 2, 4, 6, 10.
Pasti senyum. Kalau lapornya sebaliknya pasti marah. Padahal rata ratanya sama.
Orang begitu dibikin lebih smooth, naiknya pelan pelan orang lebih senang.
Padahal kalau di rata rata nilainya sama. Jadi kadang kadang historical cost
yang turbulensi cenderung diratakan sama anda.
·
Distorsinya penuh sekali. Kita
harus mencapai yang namamnya tujuan. Begitu anda menggunakan historical cost,
muncul yang namanya creative accounting. Pernah denger yang namanya creative
accounting? Angkanya dikutak katik. datanya bisa menyesatkan kan. Sekarang investor
ga hanya melihat historical cost accounting.
·
Sekarang ditawarkan yang baru,
current cost. Kalau anda menggunakan historical cost ini ada beberapa
keutungannya:
-
Profitnya jelas, karena
menggunakan nilai sekarang. Karena nilai sekarang dia bisa mengambil keputuan
masa lalu, dan dia mau liat penggunaan penggunaan sumber daya perusahaan.
Karena pakai nilai sekarang jadi si user (shareholder) ini akan mudah
menentukan keputusan untuk resources (aset). Saran saya satu, anda bikin data
ini kelompokkan dalam 3 atau 4 garis besar. Karena anda pakainya current cost,
maka yang namanya profitnya juga current. Lebih relevan kan.
-
Pertama nih masukkan duit kas
15.000. uangnya kas dipertahankan 5.000 sisanya dibelikan inventory 10.000
isinya 10 boxes @1.000. balance kan.
-
Trus boxesnya ini dijual, pricenya
hanya @1.300 terjual 9 box.
= 9 x 1.300 = 11.700
Invetorynya = (5.000)
Sisa = 6.700
-
Berapa laba yang boleh dimakan?
2.200. laba adalah kenaikan kekayaan yang dapat direalisasi dan dapat
dikonsumsi. Kalau anda makan semua ini, habiskan, maka anda jelas sekali akan
punya laporan keuangan kas 5.000 , inventorynya 1.000 sisa kasnya adalah 9.000
, balance kan pada akhir.
-
Coba lihat anda start dengan uang
segini... di akhir periode uang anda kembali 15.000. Anda tambah kaya? Ya ,
anda tetap bisa punya uang ditambah keuntungan kan. Beratti anda sudah
mempertahankan yang namanya kekayaan anda, modal dipertahankan. Yang
dipertahankan modal apa? Duitnya atau modal fisik dari boxnya? Di tahun
berikutnya harga beli satu box ternyata naik menjadi 1.100 tadinya 1.000 kan.
Kita lihat periode berikutnya:
Kas 5.000
Inventory pertama 1.000
Inventory kedua ...
Kas sisanya ...
Uang anda 9.000 mau beli box segini Cuma
dapat berapa. Equitynya tetap sama. Saya mau tanya, tambah miskin apa tambah
kaya? Secara keuangan, tadi awalnya 15.000 ending 15.000 berarti sama kayanya.
Tapi kalau dihitung secara fisik, tambah miskin (awal 10 box sekarang jadi 9
box).
·
Jadi pemeliharaan modal (concept
of capital maintenance) ada dua cara yaitu adalah financial capital maintenance
(pemeliharaam keuangan secara keuangan), yang kedua physical capital
maintenance (pemeliharaam keuangan secara fisik).
·
Apa yang lebih penting? Terserah.
Dengan ada cara seperti ini, maka kita bisa cek berapa laba yang anda bisa
pertahankan. Laba FCM = (harga jual – harga beli) x quantity terjual. Nilainya
adalah (13.000 – 1.000) x 9 = ... ini kan sama dengan anda punya.
·
Bagaimana menilai modal secara
keuangan? Rumusnya adalah (harga jual-harga beli sekarang / current cost) x
quantity terjual.
menilai
modal secara keuangan = (100 – 1.100) x 9 = ...
ternyata
uang segini anda ga boleh makan sendiri. Ini ada 1.800
·
Kalau pilih secara financial maka
well of ness. Kalau pilih secara fisik, maka worst of ness.
·
Berarti ada bagian dari laba yang
sebenarnya tidak boleh dimakan (900), kalau anda makan maka anda akan mempertahankan
kekayaan secara finansial tapi miskin secara fisik. Dan yang 2700 itu
sebetulnya bukan laba semua, namanya adalah CMA (capital maintenacne
adjustment) = Bagian dari laba yang tidak boleh dikonsumsi karena terikat oleh
keharusan penggantian.
·
Profit adalah perubahan dari modal.
Loading gains masuki ke dalam financial capital mainteance. Jadi dalam
financial capital maintenacne, profit itu semua. Tapi kalau anda pakai yang
physical capital, loading gains is not profit. Itu adalah CMA (capital
maintenacne adjustment).
·
Sebuah contoh soal : jelaskan
menurut oendapat anda, apakah volding gains itu laba?
Jawabannya,
inget bahasa paling penting. Tergantung akan menjadi laba jika anda berusaha
menjadi laba secara keuangan. Tapi dia bukan menjadi laba jika anda menggunakan
modal berdasar konsep fisik. Berikut contohnya...
·
Mana lebih bagus? Lebih masuk akal
yang mana? Physical atau financial? Physical.
Contoh:
si A beli HP samsung 10jt, besoknya semua cowok deketin. Si B gengsi, ikutan
beli HP tapi harganya 10,7jt. Dan cowok cowok tadi juga deketin si B. Si A
nanya B berapa harga belinya? B jawab 10,7jt. Kalau anda jadi A, apa yang anda
pikirkan? Saya mau tanya, untung apa rugi dia? Laba adalah sesuatu kenaikan
kekayaan yang dapat dikonsumsi. Kita tidak bisa bilang untung / rugi. Karena
kita tidak bisa liat secara fisik. Kalau anda suka FCM berarti 700 itu
untungnya halusinasi dong. Kalau anda suka PCM anda poker face. Kalau anda ikut
PCM , anda harusnya tidak bereaksi dong. Karena apa? Karena kalau dia beli lebih
700 anda untungnya apa? Anda ga dapet duitnya kok. Dia rugi karena belinya
mahal ya ga juga. Kartena anda belinya beda waktu dengan dia “time value of
money”. Dan kalaupun anda sampai kehilangan HP anda dan anda beli lagi,
harganya berapa? 10,7jt. Jadi yang ada di kepala anda adalah keuntungan secara
financial.
·
Argumen yang nmenentang dan
mendukung current cost.
Kalau
anda pakai prinsip indonesia, current cost itu sebetulnya sangat timely. Kan
anda beli pakai harga sekaramg, jual pakai harga sekarang. Tapi itu perusahaan
yang memakai sistem konservatif.
Kapan
yang namanya PCM = FCM? Ini akan sama kalau ini 0. Ini akan 0 kalau rumusnya
sama. Entah ini berubah jadi CC, atau ini berubah jadi AB. Ternyata dibilang
bahwa rumus ini harus fix, ga boleh berubah. Jadi pertanyaannya adalah kapan
kita bisa mendapat angka yang sama yaitu pada saat rumus ini (konsep pemeliharaan
modal secara keuangan) menggunakan boleh pindah ga? Boleh. Ini idenya prof
edeline university namanya R J Chambers. Ini kritiknya.
·
Dengan yang namanya current cost
isinya apa aja?
-
Current cost itu isinya exit price
(harga jual). Jadi pertama ini saya mau kasih nilai berapa ya? pakai current
cost aja, ya pakai harga jual. Andaikata barang ini saya jual di pasar loak,
pakai exit price. Kalau ga ada pakai apa? Waktu beli pakai harga berapa? Kalau
ini anda diminta menilai infokus, mau kasih harga berapa? Andaikata saya beli
kaya gini yang second, berapa? Jelaskan. Kalau ga ada, gimana?Ini namanya entry
price ( harga masuk).
-
Jadi kalau exit price adalah kalau
ini saya jual pada waktu ini dalam keadaan second, laku berapa?
-
Yang kedua, kalau sekarang beli
dengan kondisi sekarang dengan kondisi second juga, laku berapa?
-
Anda lebih suka exit price atau
entry price? Exit price adalah berapa yang orang pengen beli. Kalau entry,
berapa yang anda pengen beli untuk barang sejenis.
-
Keuntungan dari exit price?
·
Membuat sebuah transaksi biasanya
menggunakan atribut current cost, sebagai alternatif pengganti historical cost.
Jelaskan soal current cost dan keuntungan serta kelemahan.
·
Current cost itu biasa menggunakan
secara fakta adalah entry price dan exit price. Exit price jelaskan , berikan
kelemahan dan kelebihannya. Cukup satu saja, karena kelemahan entry pasti jadi
kelebihan exit. Gitu juga sebaliknya.
·
Kalau pakai harga exit suudah
pasti surplus dong. Harga yang muncuk di exit itu harga yang orang mau beli
buat anda kan, atau harga yang paling sah karena pihak ketiga yang akan beli
jadi sah banget. Jadi entry sama exit secara keandalan lebih bagus yang mana?
exit pasti. Jadi anda lihat dari berbagai sisi ya. Dari segi keandalan lebih
bagus exit, kenapa? Jelaskan. Dari sisi relevan juga lebih baik exit.
·
Argumen Chambers yang mendukung:
Sangat
visual, kenapa? karena orang mau beli buat anda kok. Jadi kalau misalnya
ditanya, anda mau beli harga berapa? Kalau anda digaji 10jt, berarti anda
dihargai 8jt. Tapi kalau anda digaji berapa? Misalnya saya digaji 8jt pak. Nah
8jt itu maunya anda atau perusahaan? Kalau maunya perusahaan, berarti yang
relevan adalah perusahaan. Jadi pihak ketiga yang mau beli itu yang relevan.
·
Kalau sudah pakai exit, ga ada alokasi.
Contoh anda beli rumah, tanah, menara di 1 blok nelinya 500M. Pertanyaannya
pakai harga berapa? Benda A B C D itu kalau dijual sekarang, orang mau beli
berapa? Orang mau beli di pasar kan biasanya. Itu harga yang orang pengen cari
(exit price). Ga ketinggian dan ga kerendahan.
·
Berikan 2 argumen yang pro dan
contra terhadap exit price.
·
Anda kan kalau membuat laporan
keuangankan ada 2 macem ya, anda mau kasih nilai hitung atau nilai pertukaran?
Contoh, ini mau kasih nilai berapa? Ini layar berapa nih harganya? Jadi nilai
beli itu macem macem. Dari nilai belinya, nilai rombengnya, nilai kalau dituker
di pasar harganya berapa. Lebih oarah lagi kalau anda punyta aset tiudak nbisa
ditukart, misalnya traktor. Ada baraang barang yang tidak bisa ditukar. Jadi
anda lebih suka nilai dalam penggunaan atau nilai dalam pertukaran?
·
Historical cost itu sebenarnya
menurut anda cocok ga sih? jadi historical cost bisa bagus bisa tidak. Sudah ga
relevan, tidak andal, ga bisa dibandingkan, susah dipahami.
·
Buktikan 10 contoh masing masing
bahwa historical cist tidak andal, tidak dapat dibandingkan, dan ga dapat
dipahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar