SOAL 1 LATIHAN TRANSFER PRICING
PT JAFTA INTERNATIONAL memiliki 2
divisi yaitu divisi A dan divisi B. Divisi A memproduksi produk Cello dan
dijual ke pasar eksternal dengan harga Rp. 620.000 per unit. Selama tahun 2014,
jumlah penjualan produk Cello ke pasar eksternal mencapai Rp. 93.000.000.000.
Jumlah produk yang dihasilkan seluruhnya dapat terjual. Biaya untuk memproduksi
dan menjual produk Cello tsb adalah sbb:
- prime cost Rp.
37.500.000.000
- variable conversion
cost Rp. 28.125.000.000
- MO rate Rp. 200.000 per unit yang didasarkan atas
kapasitas perusahaan yang mampu menghasilkan 180.000 unit produk Cello per
tahun.
Perbandingan antara upah
langsung : variable MO = 2 : 3.
Beban operasional
variable sebesar Rp. 9.375.000.000 dari jumlah mana sebesar 60% merupakan beban
penjualan, sisanya merupakan beban umum & administrasi. Dari jumlah beban
penjualan variable tersebut sebesar Rp. 4.500.000.000 merupakan komisi penjualan
yang berkaitan dengan penjualan eksternal.
Beban operasional tetap
sebesar Rp. 8.250.000.000, dari jumlah mana sebesar 30% merupakan sunk cost.
Divisi B dibentuk oleh
perusahaan dengan tujuan untuk dapat menyerap produk dari divisi A yang tidak dapat
dijual di pasar eksternal, dimana produk Cello tersebut digunakan sebagai salah
satu bahan baku dari produk yang dihasilkan oleh divisi B. Berdasarkan proyeksi
dengan seksama divisi B mampu menyerap atau membeli 25.000 – 50.000 unit produk
Cello setiap tahunnya. Beberapa minggu terakhir, manajer divisi B menerima
penawaran dari salah satu pemasok (supplier) untuk memasok produk seperti yang
dihasilkan oleh divisi A dengan harga Rp. 575.000 per unit. Jika terjadi
internal sales, maka terdapat penambahan biaya bahan baku sebesar Rp. 5.000 per
unit, penghematan biaya umum dan administrasi variable sebesar 20%.
Diasumsikan tax rate =
25%, sunk cost = 30%.
Diminta :
a) Jika permintaan divisi B adalah 25.000 unit, disekitar harga berapakah
transfer price akan ditetapkan agar terjadi internal sales antara divisi A dan
divisi B.
b) Jika permintaan divisi B adalah 25.000 unit, berapakah harga transfer yang
ditetapkan agar tambahan laba bagi divisi A dan divisi B adalah sama besar.
c) Seandainya semua produk yang dihasilkan divisi A dapat dijual ke pasar
eksternal, apakah akan terjadi internal sales antara divisi A dan divisi B jika
permintaan divisi B adalah 25.000 unit dengan harga kesepakatan antara ke-2
divisi tersebut adalah Rp. 575.000 per unit. Berikan alasannya.
d) Diasumsikan bahwa divisi A tidak dapat menambah kapasitas normalnya dan
permintaan divisi B sebesar 40.000 unit dengan harga transfer Rp. 550.000 per
unit dipenuhi oleh divisi A, bagaimana dampaknya terhadap income divisi A,
divisi B dan perusahaan secara corporate.
e) Diasumsikan bahwa divisi A tidak dapat menambah kapasitas normalnya dan
permintaan divisi B sebesar 35.000 unit, serta kebijakan divisi A adalah
memperoleh laba bersih setelah pajak 6% dari total penjualan, maka (a)
hitunglah berapakah harga transfer yang akan dibebankan divisi A kepada divisi
B, (b) susunlah income statement menurut direct costing dalam divisi A setelah
terjadi internal sales tersebut.
SOAL 2 LATIHAN TRANSFER PRICING
PT Husada Makmur
memiliki banyak divisi usaha diantaranya divisi A dan divisi B. Divisi A
memproduksi kontainer plastik dengan kapasitas produksi normal sebesar 180.000
unit per tahun. Selama ini kontainer plastik dijual ke pasar eksternal dengan
harga Rp. 32.000 per unit dan total penjualan mencapai 144.000 unit per tahun.
Seluruh produk yang dihasilkan dapat terjual seluruhnya.
Biaya untuk
memproduksi dan menjual produk kontainer plastik selama tahun 2009 sbb:
- Prime Cost Rp. 1.800.000.000, dari jumlah mana sebesar Rp. 1.224.000.000 merupakan biaya bahan langsung.
- Manufacturing cost Rp. 3.366.000.000.
- FMO rate Rp. 4.300/unit, yang didasarkan pada kapasitas normal.
- Biaya penjualan variabel terdiri dari komisi yang berkaitan dengan penjualan eksternal = Rp. 144.000.000, beban pengiriman Rp. 108.000.000 dan beban penjualan lain-lain Rp. 64.800.000.
- Beban umum administrasi variable Rp. 172.800.000.
- Beban operasional tetap Rp. 400.000.000 dari jumlah mana 20% merupakan sunk cost.
Divisi B
membutuhkan kontainer plastik berkisar antara 20.000 unit – 45.000 unit per
tahun. Selama ini kontainer plastik tersebut dibeli dari pemasok luar dengan
harga Rp. 30.000 per unit. Untuk meningkatkan sinergi antara ke-2 divisi tsb,
beberapa minggu terakhir manajer divisi A mencoba menawarkan kontainer plastik
yang dihasilkan kepada manajer divisi B. Jika terjadi internal sales, maka
terdapat penambahan biaya bahan langsung sebesar Rp. 1.000 per unit,
penghematan beban pengiriman sebesar Rp. 300 per unit dan penghematan beban
umum administrasi variable sebesar 25%. Diasumsikan tax rate = 20%.
Berdasarkan data di atas, diminta :
a) Jika permintaan divisi B sebesar 30.000 unit dengan harga Rp. 28.000 per
unit, apakah permintaan tersebut akan diterima oleh divisi A. Berikan alasannya
dengan menunjukkan dampaknya terhadap laba divisi A, divisi B dan perusahaan
secara corporate.
b) Jika produk yang dihasilkan oleh divisi A dapat dijual seluruhnya ke pasar
eksternal, (a) apakah permintaan divisi B sebesar 40.000 unit dengan harga Rp. 30.000
per unit diterima oleh divisi A, (b) jika diterima bagaimana dampaknya terhadap
income divisi A, divisi B dan corporate.
c) Jika divisi A tidak dapat menambah kapasitas normalnya, sedangkan
permintaan divisi B sebesar 40.000 unit serta kebijakan divisi A adalah
memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar 9% dari penjualan, berapakah harga
transfer yang dibebankan divisi A kepada divisi B.
d) Jika divisi A tidak dapat menambah kapasitas normalnya, dan permintaan
divisi B sebesar 40.000 unit dengan harga Rp.29.000 per unit dipenuhi oleh
divisi A, (a) bagaimana dampaknya terhadap laba divisi A, divisi B dan
Corporate, (b) hitunglah besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh
divisi A setelah terjadi internal sales.
SOAL 3 LATIHAN TRANSFER PRICING
PT
Subur Industry memiliki beberapa divisi usahanya dan salah
satunya adalah divisi A yang khusus memproduksi sparepart dengan merk ‘ARGO’
yang selama ini dijual ke pasar eksternal. Pada awal tahun 2009, PT Subur
Industry membentuk 1 divisi baru lagi yaitu divisi B untuk memproduksi produk
‘KARASO’, dan untuk menghasilkan produk KARASO tersebut juga diperlukan
sparepart seperti yang dihasilkan oleh divisi A. Divisi B juga mendapatkan
penawaran dari pihak luar untuk membeli produk sparepart tsb yang sama seperti
yang dihasilkan oleh divisi A.
Di bawah ini
beberapa data produksi dan data lainnya dari divisi A, sebagai berikut:
a) Kapasitas produksi normal setahun untuk produk ARGO
adalah 250.000 unit, dan sampai saat ini divisi A baru dapat menggunakan
kapasitas produksinya sebesar 75% dari kapasitas yang ada, dan seluruh produk
yang diproduksi dapat terjual ke pasar eksternal dengan harga per unit Rp.
31.000.
b) Total biaya produksi untuk membuat sparepart ARGO
tersebut adalah sbb:
- Bahan langsung Rp. 1.350.000.000
- Upah langsung 768.750.000
- Variable conversion cost 1.425.000.000
- Manufacturing Overhead cost 1.856.250.000
c) Biaya Variable SGA per unit Rp. 3.200, dari jumlah mana
sebanyak 30% dapat dihindarkan apabila terjadi internal sales antar divisi.
d) Biaya Fixed SGA per tahun sebesar Rp. 824.031.250, dimana
35% merupakan sunk cost.
e) Income tax rate = 40%.
Divisi B
bisa membeli produk sparepart tsb dari supplier luar dengan harga Rp. 28.500
per unit.
Pertanyaan:
- Hitunglah diantara harga transfer berapakah akan terjadi internal sales diantara divisi A dan divisi B.
- Jika permintaan divisi B sebesar 50.000 unit untuk produk ARGO per tahun dengan harga transfer Rp. 19.000 per unit, apakah permintaan divisi B tsb akan dipenuhi oleh divisi A. Jika dipenuhi bagaimana pengaruh terhadap laba PT Subur Industry.
- Jika divisi A beroperasi penuh pada kapasitas normalnya dan harus memenuhi permintaan divisi B sebanyak 75.000 unit produk ARGO per tahun dengan harga Rp. 22.000 per unit, hitunglah pengaruh internal sales ini terhadap laba divisi A, divisi B dan perusahaan secara keseluruhan.
- Apabila permintaan divisi B adalah 75.000 unit produk ARGO dan divisi A tidak dapat menambah kapasitas normalnya, berapakah harga transfer yang ditetapkan jika kebijakan divisi A adalah memperoleh laba sebelum pajak sebesar 15% dari sales.