Makalah akbi
Oleh : Maria Gabriela (2013-012-459)
Sonya
Ester Florencia (2013-012-497)
Yessica (2013-012-501)
Mata
Kuliah : Akuntansi Biaya
Seksi : E
Dosen :
Hendra Agus Santoso, , S.E., M.Ak.
Kata Pengantar
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya kami
dapat menyelesaikan tugas paper
ini dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Hendra
Agus Santoso selaku dosen mata kuliah Akuntansi
Biaya
yang telah memberikan tugas paper
ini kepada kami.
Kami sangat berharap paper ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi Akuntansi Biaya. Kami juga
menyadarai bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik,saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga paper
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya paper yang
telah disusun ini dapat berguna bagi diri kami
maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata - kata yang kurang berkenan di hati
para pembaca.
Jakarta,
8 November 2014
Penyusun
1
Daftar
Isi
Kata Pengantar .........................................................................................................
1
Bab 11
......................................................................................................................
3
Bab 12
....................................................................................................................
10
Bab 15
....................................................................................................................
16
Bab 20
....................................................................................................................
20
BAB 11
Strategic
Cost Management
Perencanaan
strategis dan pengambilan keputusan membutuhkan informasi. Informasi tentang
pelanggan, pemasok, serta desain
produk yang berbeda. Informasi yang
disediakan harus prospektif dan harus memberikan
pemahaman tentang periode dan kegiatan masa depan. Strategi dalam mengambil keputusan adalah memilih
di antara alternatif strategi dengan tujuan memilih strategi untuk pertumbuhan
jangka panjang dan kelangsungan hidup.
Manajemen biaya
strategis adalah penggunaan data biaya
untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi yang unggul yang membantu
menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Competitive Advantage ( Keunggulan Bersaing )
Keunggulan
bersaing adalah menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang
sama atau lebih rendah dibandingkan pesaing atau menciptakan nilai yang setara
dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing.
Ada
dua strategi umum yang mampu memberikan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan, yakni strategi
biaya rendah dan strategi diferensiasi. Tujuan dari strategi biaya rendah
adalah untuk memberikan nilai yang sama atau lebih baik kepada pelanggan dengan
biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing. Strategi diferensiasi disisi lain
berusaha keras untuk meningkatkan nilai pelanggan dengan meningkatkan yang
diterima pelanggan .keunggulan bersaing diciptakan dengan memberikan sesuatu
kepada pelanggan yang tidak diberikan oleh para pesaing. Karenanya, karakteristik
produk harus diciptakan agar
membuat produk tersebut berbeda dari pesaingnya.
Peran
sistem manajemen biaya dalam membantu mencapai tujuan yaitu meningkatkan nilai
pelanggan dengan meminimalisasi
pengorbanan pelanggan., menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik dengan
biaya yang sama atau lebih rendah daripada pesaing.
Customer Value ( Nilai Pelanggan )
Customer
value adalah perbedaan antara apa yang diterima pelanggan (realisasi pelanggan)
dan apa yang pelanggan berikan (pengorbanan pelanggan), dimana apa yang
pelanggan terima lebih daripada sekedar tingkatan dasar kinerja yang diberikan
produk.
Ada
dua jenis hubungan yang harus dianalisis dan dipahami yaitu hubungan internal dan hubungan eksternal :
a. Hubungan
internal adalah hubungan antara kegiatan yang dilakukan dalam porsi perusahaan
dari rantai nilai.
b. Hubungan
eksternal menggambarkan hubungan kegiatan rantai nilai perusahaan yang
dilakukan dengan pemasok dan pelanggan. Ada dua jenis hubungan eksternal, yaitu hubungan
pemasok dan hubungan pelanggan.
3
Kegiatan
organisasi terdiri dari dua jenis yaitu kegiatan
struktural
dan pelaksanaan.
a. Kegiatan
struktural adalah kegiatan yang menentukan struktur ekonomi yang mendasari
organisasi.
b. Kegiatan
pelaksanaan kegiatan
yang mengatur mengenai proses dan kemampuan atau organisasi dan dengan demikian
secara langsung berhubungan dengan kemampuan organisasi untuk mengeksekusi
berhasil.
Kegiatan
operasional adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan sebagai akibat dari
struktur dan proses yang dipilih oleh organisasi. Sedangkan driver biaya operasional adalah
faktor-faktor yang mendorong biaya kegiatan operasional.
Organizational and Operational Activity
Relationships
Analisis Rantai Nilai
Analisis
rantai nilai mengidentifikasi hubungan internal dan eksternal yang dihasilkan
dalam pencapaian perusahaan baik kepemimpinan biaya atau strategi diferensiasi.
Pemanfaatan hubungan tergantung pada analisis bagaimana biaya dan faktor non-keuangan
lainnya dapat bervariasi sesuai dengan berbagai kelompok kegiatan yang berbeda
yang dipertimbangkan.
Pemanfaatan
Hubungan Internal
Memanfaatkan
hubungan internal berarti bahwa hubungan antara kegiatan dinilai dan digunakan
untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai.
Memanfaatkan
Hubungan Eksternal
Hubungan
dengan kegiatan eksternal pada perusahaan dapat pula dimanfaatkan. Memanfaatkan
hubungan hubungan aksternal berarti mengelola hubungan ini sehingga baik
perusahaan maupun pihak eksternal menerima peningkatan manfaat.
4
Peran
analisis rantai nilai dalam analisis strategic cost
adalah manajemen biaya strategis
yang baik mengharuskan pertimbangan bagian hubungan internal dari rantai nilai
dimana perusahaan berpartisipasi. Sistem rantai nilai juga mencakup kegiatan
rantai-nilai yang dilakukan oleh pemasok dan pembeli. Perusahaan tidak dapat
mengabaikan interaksi antara kegiatan rantai-nilainya dengan rantai nilai dari
pemasok dan pembelinya.
Life Cycle Cost Management
·
Siklus Hidup Produk
Merupakan waktu produk ada - dari
konsepsi untuk ditinggalkan
·
Pendapatan menghasilkan
kehidupan
Merupakan waktu produk
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan
·
Kehidupan Consumable
Merupakan lamanya waktu
produk melayani kebutuhan
Ada
tiga pandangan dasar dari siklus hidup produk, yakni :
a. Pemasaran sudut pandang
b. Sudut pandang produksi
c. Sudut pandang hidup
General
Pattern of Product Life Cycle: Marketing
Viewpoint
Product
Life Cycle: Production Viewpoint
5
·
Target costing adalah alat yang
berguna untuk menetapkan tujuan pengurangan biaya selama tahap desain
·
Target biaya adalah
perbedaan antara harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar
yang telah ditentukan dan yang diinginkan per unit laba
·
Harga jual harus
mencerminkan fungsi produk. Jika
target biaya kurang dari apa yang saat ini dicapai, maka perusahaan harus
mencari pengurangan biaya untuk memindahkan biaya aktual terhadap target biaya,
reverse engineering, analisis nilai, serta
perbaikan proses
Target Costing Model
Just-in-Time (JIT) Manufacturing and
Purchasing
·
Manufaktur JIT adalah
sistem tarikan permintaan
·
Obyek adalah untuk
menghilangkan limbah dengan menghasilkan produk hanya ketika dibutuhkan dan
hanya dalam jumlah yang dituntut oleh pelanggan
·
Permintaan menarik
produk melalui proses manufaktur
·
Tidak ada produksi yang akan berlangsung sampai
sinyal dari proses berhasil menunjukkan kebutuhan untuk memproduksi
·
Bagian dan bahan tiba
tepat pada waktunya untuk digunakan dalam produksi
6
Plant Layout Pattern: Traditional versus JIT
·
Akuntansi untuk siklus
akuntansi biaya yang disederhanakan dengan menggunakan Backflush biaya
·
Costing
Backflush menggunakan titik pemicu untuk
menentukan kapan biaya produksi ditugaskan untuk persediaan kunci dan akun
sementara
·
Titik pemicu hanya
peristiwa yang meminta pengakuan akuntansi biaya produksi tertentu
Ø Pembelian
bahan baku dan penyelesaian barang
Ø Pembelian
bahan baku dan penjualan barang-barang
Ø Penyelesaian
barang
Ø Penjualan
barang
Rantai Nilai Industri
Rantai
nilai industri adalah suatu rangkaian keterkaitan dari kegiatan menciptakan nilai dari bahan baku
hingga pembuangan produk jadi oleh pelanggan pengguna akhir. Untuk mengikuti strategi
diferensiasi dan kepemimpinan biaya,
mengharuskan manajer untuk memahami kegiatan yang memberikan kontribusi pada
pencapaian mereka. Keberhasilan
mengikuti strategi ini mengharuskan suatu pemahaman mengenai rantai nilai
industri.
Manajemen Biaya Daur Hidup
·
Manajemen biaya daur hidup adalah pendekatan
yang berhubungan dengan tindakan yang diambil yang menyebabkan produk didesain,
dikembangkan, diproduksi, dipasarkan, dioperasikan, dipelihara, dan dibuang
sehingga memaksimalkan laba perusahaan
·
Sudut pandang daur hidup produk merupakan waktu dimana
produk mulai diproses, dirancang, serta
digunakan sampai produk tersebut ditinggalkan. Usia menghasilkan
pendapatan adalah waktu suatu produk
menghasilkan pendapatan untuk perusahaan. Suatu produk memulai usia
menghasilkan pendapatannya pada saat penjualan produk pertama. Usia dapat
dikonsumsi, adalah panjang waktu dimana suatu produk melayani kebutuhan
pelanggan.
7
Perbedaan Sudut Pandang Pemasaran, Konsumen, dan Produksi
a. Sudut
Pandang Pemasaran
Sudut
pandang pemasaran menggambarkan pola penjualan umum dari suatu produk saat
produk tersebut melalui tahapan daur hidup yang berbeda. Tahapan ini terdiri
dari tahap pengenalan, pertumbuhan, mapan, dan penurunan.
Ø Tahap
Pengenalan
Tahap ini ditandai dengan kegiatan
pra-produksi dan mulai produksi, dimana fokusnya adalah memperoleh kedudukan
dalam pasar.
Ø Tahap
Pertumbuhan
Yaitu periode waktu dimana
penjualan meningkat dengan laju yang meningkat
Ø Tahap
Mapan
Yaitu periode waktu dimana
penjualan meningkat dengan laju menurun. Pada akhirnya
kemiringan (dari kurva penjualan) pada tahap mapan menjadi netral dan kemudian
menjadi negatif pada tahap
penurunan
b. Sudut
Pandang Produksi
Sudut
pandang produksi daur hidup produk mendefinisikan tahapan daur hidup
berdasarkan perubahan dalam jenis kegiatan yang dilakukan. Sudut pandang produksi
menekankan biaya daur hidup, dimana sudut pandang pasar menekankan pada
perilaku pendapatan penjualan. Biaya
daur hidup adalah semua biaya
yang berhubungan dengan produk untuk seluruh daur hidupnya. Biaya ini mencakup
penelitian (pembuatan konsep), pengembangan (perencanaan, desain, dan pengujian),
produksi (kegiatan konversi), dan pendukung logistik (iklan, distribusi,
garansi, pelayanan pelanggan, perbaikan produk, dan lain-lain).
c. Sudut
Pandang Konsumen
Seperti
daur hidup produksi, tahapan daur hidup konsumsi berhubungan dengan kegiatan.
Kegiatan ini membentuk empat tahap
yaitu pembelian, pengoperasian, pemeliharaan,
dan pembuangan. Sudut pandang daur hidup yang dapat dikonsumsi menekankan pada
kinerja produk pada harga tertentu. Harga mengacu pada biaya kepemilikan, yang
mencakup elemen berikut : biaya pembelian, biaya operasi, biaya pemeliharaan,
dan biaya pembuangan. Maka, total kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh harga
pembelian dan biaya pasca-pembelian.
d. Sudut
Pandang Interaktif
Program
manajemen biaya daur hidup yang komprehensif
harus memperhatikan beragam sudut pandang yang ada. Pengamatan ini
menghasilkan definisi komprehensif, terpadu dari manajemen biaya daur hidup. Manajemen biaya daur
hidup terdiri dari tindakan yang diambul yang menyebabkan produk didesain,
dikenbangkan, diproduksi, dipasarkan, didistribusikan, dioperasikan,
dipertahankan, diperbaiki, dan dibuang sehingga laba daur hidup dimaksimalkan. Memaksimalkan laba daur
hidup berarti produsen harus memahami dan mengkapitulasi hubungan yang terdapat
antara tiga sudut pandang daur hidup. Setelah hubungan ini dipahami, maka
tindakan yang mengambil peluang peningkatan pendapatan dan pengurangan biaya
dapat dilakukan.
8
Hubungan antara Sudut Pandang Daur Hidup
Sudut
pandang pemasaran menyangkut sifat dari pola penjualan selama daur hidup proyek
tersebut, yaitu sudut pandang berorientasi pendapatan. Namun, sudut pandang
produksi menekankan kegiatan internal yang diperlukan untuk mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, dan melayani produk. Tahap produksi ada
untuk mendukung tujuan penjualan dari tahap pemasaran. Pendukung penjualan ini
membutuhkan pengeluaran sumber daya, maka
daur hidup produksi dapat digambarkan sebagai sudut pandang sebagai sudut
pandang beorientasi beban.
Daur
hidup konsumsi menyangkut kinerja produk dan harga. Kemampuan memperoleh
pendapatan dan tingkat pengeluaran sumber daya keduanya berhubungan dengan
kinerja produk dan harga. Produsen harus memperhatikan apa yang diterima
pelanggan dan apa yang pelanggan berikan. Maka, daur hidup konsumsi dapat
digambarkan sebagai sudut pandang berorientasi nilai pelanggan.
Daur Hidup Pendek
Perencanaan
daur hidup yang baik merupakan hal penting dan harga harus diatur secara tepat
untuk menutupi semua biaya daur hidup dan memberikan pengembalian yang baik. Perhitungan biaya
berdasarkan kegiatan digunakan untuk mendukung perencanaan daur hidup yang
baik. Dengan
memilih pendorong biaya secara hati-hati, insinyur desain dapat termotivasi
untuk memilih desain yang meminimalkan biaya.
9
Bab
12
Manajemen
Berbasis Aktivitas
Pengertian Manajemen Berbasis Aktivitas (Activity-Based Management)
Manajemen
berbasis aktivitas adalah pendekatan pengelolaan terpadu dan bersistem terhadap
aktivitas dengan tujuan meningkatkan customer value dan laba yang dicapai dari
penyediaan value tersebut. Dari definisi ini, terdapat dua frasa penting, yaitu
:
- Berfokus ke pengelolaan secara terpadu dan bersistem terhadap aktivitas
Yaitu
serangkaian kegiatan yang membentuk suatu proses pembuatan produk dan
penyerahan jasa. Di dalam manajemen tradisional, proses pembuatan produk dan
penyerahan jasa dipecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, karena
diyakini jika pengerjaan bagian-bagian yang lebih kecil dilaksanakan secara
berkualitas dan efisien, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa secara
keseluruhan akan berkualitas dan efisien. Oleh karena itu, manajemen berbasis
aktivitas berusaha memadukan kembali proses pembuatan produk dan penyerahan
jasa yang telah difragmentasi dalam manajemen tradisional tersebut, dengan
memfokuskan ke pengelolaan secara terpadu dan berbasis system terhadap
aktivitas pembuatan produk dan penyerahan jasa.
- Bertujuan meningkatkan customer value dan laba
Tujuan
manajemen berbasis aktivitas adalah untuk improvement secara berkelanjutan
terhadap customer value dan penghilangan pemborosan. Dengan hilangnya
pemborosan tersebut, biaya dapat berkurang dan sebagai akibatnya laba akan
meningkat. Pengurangan biaya merupakan akibat dari dihilangkannya pemborosan.
Pemborosan diakibatkan oleh adanya aktivitas bukan penambah nilai (non-value-added
activity) dan aktivitas penambah nilai (value-added activity) yang tidak
dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian focus manajemen berbasis aktivitas
adalah penyebab terjadinya biaya itu sendiri.
Manajemen Berdasarkan Aktivitas Dan
Hubungannya Dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (ABC)
Manajemen
berdasarkan aktivitas adalah pendekatan untuk seluruh system yang terintegrasi
dan berfokus pada manajemen berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai
bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai ini.
ABC
adalah sumber utama informasi manajemen berdasarkan aktivitas, sehingga model
manajemen didasarkan pada dua dimensi:
- Dimensi biaya
Memberikan
informasi kepada sumber daya, aktivitas dan objek biaya yang menjadi perhatian
seperti produk, pelanggan, pemasok, dan saluran distribusi dengan tujuan
memperbaiki akurasi pembebanan biaya yang berguna untuk perhitungan harga pokok
produksi, manajemen biaya strategis, dan analisis taktis.
- Dimensi proses
Memberikan
informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilakukan, mengapa harus dilakukan
dan seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan. Tujuannya adalah untuk
mengurangi biaya sehingga mampu melakukan dan mengukur perbaikan berkelanjutan.
10
Hubungan ABM dengan perhitungan ABC
ABM melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai sumber
informasi utama dengan tujuan memperbaiki pengambilan keputusan dengan
menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong serta
mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan.
Hubungan
ABC dengan ABM terjadi karena ABM
membutuhkan informasi dari ABC untuk
melakukan analisis yang berhubungan dengan perbaikan yang berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran.
Biaya
pemasaran adalah biaya yang timbul karena terjadinya pertukaran dantara perusahaan
dengan konsumen. Yang termasuk biaya pemasaran antara lain biaya promosi, biaya distribusi fisik, biaya riset pasar, biaya
pengembangan produk.
Sistem
ABC tidak hanya memperbaiki pengalokasian sumber daya suatu perusahaan tetapi
mengimplementasikan terhadap aktivitas pemasaran. Adapun langkah-langkah yang
dapat ditempuh untuk menerapkan sistem ABC terhadap aktivitas pemasaran adalah
sebagai berikut:
- Memilih segmen tertentu sebagai dasar umenganalisa profitabilitas. Contoh : daerah pengelompokan pelanggan dan lini produksi
- Menetapkan aktifitas pemasaran yang lebih rinci untuk penggudangan, transportasi, kredit dan penagihan, aktifitas pemasaran umum, penjualan pribadi, periklanan dan promosi penjualan
- Mengakumulasi biaya langsung dari semua aktifitas dan memisahkan biaya langsungt ke dalam kategori biaya variabel dan biaya tetap
- Menentukan pemacu biaya untuk setiap aktifitas
- Menghitung biaya per unit untuk setiap aktifias dengan membagi biaya aktifitas total dengan pemacu biaya yang dipilih
- Mengalokasikan biaya ke segmen tertentu untuk menganalisis profitabilitas segmen tersebut
- Membagikan biaya yang dianggarkan dengan biaya actual untuk setiap aktifitas pemasaran dan menghitung selisih harga & efisiensi
Analisis Nilai Proses
Analisis
nilai proses adalah hal fundamental bagi akuntansi pertanggungjawaban, yang
berfokus pada akuntabilitas berbagai aktivitas sebagai ganti biaya dan analisis
ini menekankan maksimalisasi kinerja keseluruhan system sebagai ganti kinerja
individual. Analisis nilai proses membantu mengubah berbagai konsep akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dari tingkat konseptual menjadi
operasional.
11
Analisis
nilai proses memungkinkan untuk menentukan keuntungan kompetitif yang terdiri
dari:
- Meningkatkan nilai bagi konsumen (custumer value)
Proses
bisnis (atau value chain) adalah mesin yang menghasikan nilai dalam wujud produk atau jasa bagi konsumen
yang ingin membeli. Peningkatan proses efektif
harus memulai dengan pemahaman
yang benar terhadap konsumen dan bagaimana mendefinisikan nilai, agar dapat
menciptakan sistem yang lebih efisien dari “garbage in, garbage out“.
- Meningkatkan efisiensi proses (process efficiency)
Proses
bisnis merupakan koleksi aktivitas yang menciptakan nilai bagi pelanggan.
Dengan mengabaikan industri atau sektor, organisasi berusaha memberikan nilai
lebih secara efisien dibanding dengan saingannya yang mempunyai keunggulan
kompetitif berbeda. Peningkatan proses
dimulai dengan pemahaman terhadap pelanggan dan bagaimana untuk mendefinisikan
nilai.
Berdasarkan
buku Akuntansi Manajemen (Hansen dan Mowen), analisis nilai proses (process value analysis) mendefinisikan
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan
maksimisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan kinerja individu. Analisis
nilai proses memusatkan pada:
- Analisis penggerak
Analisis
penggerak menekankan bagaimana mencari penyebab utama biaya aktivitas. Dan dalam
setiap aktivitas memiliki masukan dan keluaran. Masukan aktivitas merupakan
sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas untuk memproduksi keluaran,
misalnya: membuat program komputer maka yang menjadi masukan adalah programmer,
komputer, printer, kertas komputer dan disket. Sedangkan keluaran aktivitas
adalah hasil dari aktivitas. Dari contoh di atas maka keluarannya adalah
program komputer.
- Analisis aktivitas
Fokus
utama dari analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas
menekankan bagaimana mengidentifkasi dan menentukan nilai. Analisis aktivitas
akan menghasilkan empat hal, yaitu aktivitas apa yang telah dilakukan, berapa
banyak orang yang melakukan aktivitas, waktu dan sumber daya yang diperlukan
untuk aktivitas, menentukan nilai aktivitas bagi organisasi termasuk
rekomendasi untuk memilih dan mempertahankan aktivitas bernilai tambah.
- Pengukuran kinerja aktivitas
Hal
mendasar bagi usaha manjemen dalam meningkatkan profitabilitas adalah
diperlukannya pengukuran aktivitas seberapa baik proses yang telah dilakukan.
Pengukuran ini dapat dilihat dari segi keuangan dan non keuangan. Ukuran ini
juga dirancang untuk mengetahui adanya perbaikan berkelanjutan. Pengukuran
kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama yaitu: efisiensi , kualitas
dan waktu.
12
Ukuran Kinerja Aktivitas
Menaksir
seberapa baik aktivitas dan proses dilakukan adalah landasan usaha manajemen
untuk memperbaiki profitabilitas. Adapun ukuran kinerja ini berpusat pada tiga
dimensi utama yakni efisiensi, kualitas dan waktu
Mengetahui
seberapa baik kita saat ini dalam melakukan aktivitas seharusnya membuka
potensi untuk melakukannya dengan baik. Karena banyak ukuran nonkeuangan yang
akan dibahas pada perspektif proses balanced scorecard (akuntansi
pertanggungjawaban berdasar strategi) juga berlaku pada tingkat aktivitas ,
maka bagian ini akan menekankan pada ukuran keuangan kinerja aktivitas . Ukuran
keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi :
- Laporan biaya bernilai tambah dan tak bernilai tambah
Pelaporan
adalah cara meningkatkan efisiensi aktivitas. Suatu sistem akuntansi perusahaan
seharusnya membedakan antara biaya bernilai tambah dan tak bernilai tambah
karena memperbaiki kinerja aktivitas membutuhkan penghapusan tak bernilai
tambah dan mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah. Mengetahui jumlah biaya
yang dihemat merupakan hal yang penting bagi tujuan strategis . Sebagai contoh
, jika suatu aktivitas dihapus, maka biaya yang dihemat seharusnya dapat
ditelusuri pada produk individual. Penghematan ini dapat menghasilkan penurunan
harga bagi pelanggan dan membuat perusahaan lebih kompetitif.
Dengan
membandingkan biaya aktual dengan biaya
aktivitas bernilai tambah, manajemen dapat menilai tingkat ketidak efisienan
aktivitas dan menentukan potensi untuk perbaikan.Biaya bernilai tambah ( standar quantities – SQ) dapat dihitung
dengan mengalikan kuantitas standar bernilai tambah dengan standar harga ( standar price – SP ). Biaya tak bernilai
tambah dapat dihitung sebagai perbedaan anatara output aktual tingkat aktivitas
(activity quantity – AQ) dan tingkat
bernilai tambah ( SQ) dikalikan dengan biaya standar per unit.
Biaya
bernilai tambah = SQ x SP
Biaya
tak bernilai tambah = (AQ- SQ) SP
Dimana,
SQ = Tingkat
keluaran bernilai tambah untuk suatu aktivitas
SP =
Harga standar per unit
ukuran keluaran aktivitas
AQ = Kuantitas
actual dari keluaran aktivitas yang digunakan atau kuantitas actual dari
kapasitas aktivitas yang diperoleh.tren dalam laporan biaya aktivitas
Pelaporan
ini menyatakan bahwa pengurangan biaya berjalan sesuai yang diharapkan. Hampir
setengah biaya tak bernilai dihapuskan. Sebagai catatan perhatian, perbandingan
biaya aktual dua periode akan menyatakan pengurangan yang sama. Namun,
pelaporan biaya tak bernilai tambah tidak hanya menyatakan pengurangan namun
juga dimana hal tersebut muncul. Hal ini memberikan informasi pada para manajer
tentang berapa banyak potensi penurunan harga yang masih mungkin dilakukan.
Dari pelaporan ini setidaknya para manajer tidak menjadi puas , namun
seharusnya secara berkelanjutan mencari tingkat efisiensi yang lebih tinggi.
13
c. Penetapan standar Kaizen
Penghitungan
biaya kaizen mengacu pada pengurangan biaya produk dan proses yang ada. Dalam
istilah operasional, hal ini diartikan ke dalam pengurangan biaya tak bernilai
tambah. Pengelolaan proses pengurangan biaya ini dipenuhi melalui pengulangan
penggunaan dua subsiklus utama : 1). Siklus perbaikan berkelanjutan atau
kaizaen dan 2). Siklus pemeliharaan. Siklus kaizen didefinisikan dengan urutan
rencana->lakukan->periksa->bertindak (plan-do-check-act). Standar
kaizen mencerminkan perbaikan yang direncanakan untuk periode berikut.
Siklus
pemeliharaan mengikuti aturan standar-lakukan-periksa-bertindak
(standard-do-check-act). Suatu standar dibuat berdasarkan perbaikan sebelumnya
. kemudian tindakan diambil dan hasil periksa untuk memastikan bahwa kinerja
tercapai pada tingkat baru ini. Jika tidak, maka tindakan korektif akan diambil
untuk mengembalikan kinerja .
d. Benchmarking
Langkah
ini menggunakan praktik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja
aktivitas. Tujuan benchmarking adalah untuk menjadi yang terbaik dalam
melakukan aktivitas dan proses. Jadi, benchmarking seharusnya juga melibatkan
pertbandingan dengan para pesaing atau industri lain.
e. Perhitungan biaya siklus hidup
Tahap
perencanaan produk dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya
aktivitas. Dalam kenyataanya, paling sedikit 90 persen atau lebih biaya yang
berhubungan dengan suatu produk termasuk dalam tahap pengembangan dari daur
hidup produk. Daur hidup produk secara sederhana adalah waktu keberadaan
produk, dari pengkonsepan hingga tidak terpakai. Biaya daur hidup adalah semua
biaya yang berhubungan dengan produk
keseluruhan daur hidupnya.
Karena
kepuasan total pelanggan telah menjadi isu vital dalam persiapan bisnis baru ,
biaya hidup keseluruhan telah menjadi fokus utama dari manajemen biaya daur
hidup. Biaya hidup keseluruhan adalah biaya daur hidup suatu produk plus biaya
pasca pembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional, dukungan,
pemeliharaan dan pembuangan. Penghitungan biaya hidup keseluruhan menekankan
pada manajemen kesleuruhan rantai nilai . Rantai nilai adalah kumpulan
aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan
dan melayani suatu produk. Jadi , manajemen biaya daur hidup memfokuskan pada
aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk keunggulan bersaing
jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, para manajer harus menyeimbangkan
biaya hidup keseluruhan produk, metode pengiriman, inovasi dan berbagai atribut
produk termasuk kinerja, keistimewaan yang ditawarkan, keandalan, kecocokan,
ketahanannya, keindahannya dan kualitas yang dimilikinya.
Dari sudut pandang keseluruhan hidup, biaya
produk memiliki empat elemen utama :
1) Biaya yang tidak muncul lagi (
perencanaan, perancangan, dan pengujian),
2) Biaya manufaktur,
3) Biaya logistik,
4) Biaya pasca pembelian dari pelanggan.
14
Manajemen
biaya siklus hidup menekankan pada penurunan biaya, bukan pada pengendalian
biaya. Jadi, penghitungan biaya target menjadi suatu alat khusus yang berguna
untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. Biaya target adalah perbedaan antara
harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan. Jika biaya target
kurang dari apa yang saat ini dapat tercapai, maka manajemen harus menemukan
penurunan biaya yang menggerakkan biaya aktual ke biaya target. Menemukan
penurunan biaya ini adalah tantangan utama dari penghitungan biaya target.
Tiga
metode penurunan biaya yang secara khusus digunakan, adalah :
1).
Rekayasa berlawanan, 2). Analisis nilai , 3). Perbaikan proses.
Rekayasa
berlawanan memilah produk pesaing untuk mencari lebih keistimewaan rancangan
yang membuat penurunan biaya. Analisis nilai berusaha untuk menaksir nilai yang
ditempatkan pada berbagai fungsi produk oleh pelanggan. Baik rekayasa yang
berlawanan maupun analisis nilai memfokuskan pada desain produk untuk mencapai
penurunan biaya. Proses yang digunakan untuk memproduksi dan memasarkan
produk juga sumber potensi pengurangan
biaya. Jadi, proses perancangan ulang untuk memperbaiki efisiensinya juga dapat
memberikan sesuatu untuk mencapai kebutuhan penurunan biaya.
Misalkan
suatu perusahaan mempertimbangkan untuk produksi trencher (mesin penggali)
spesifiikasi produk saat ini dan pangsa pasar yang ditarget meminta harga jual
$ 250.000. Laba yang diminta adalah $50.000 per unit. Biaya target dihitung
sebagai berikut:
Biaya
target =
$ 250.000 – $ 50.000
= $ 200.000
Meskipun
manajemen biaya daur hidup penting bagi semua perusahaan manufaktur, hal ini
lebih penting lagi bagi perusahaan yang memiliki produk dengan daur hidup
pendek. Produk harus menutup biaya daur hidup dan memberikan laba yang dapat
diterima . Secara kontras , perusaaan yang memiliki produk dengan daur hidup
pendek biasanya tidak memiliki waktu untuk bertindak dalam cara ini, sehingga
pendekatan mereka harus proaktif. Jadi, untuk daur hidup pendek, perencanaan
daur hidup yang baik merupakan hal yang penting dan harga harus dibuat secara tepat untuk menutup semua biaya daur
hidup dan memberikan hasil baik. Penghitungan biaya berdasar aktivitas dapat
digunakan untuk mendorong perencanaan daur hidup yang baik. Dengan pemilihan
penggerak biaya secara hati- hati , para perekayasa desain dapat dimotivasi
untuk memilih desain dengan biaya minimum
15
Chapter
15
Lean
Accounting and Productivity Measurement
Lean Manufacturing
·
Lean Manufacturing adalah
pendekatan yang didesain untuk meniadakan buangan dan memaksimalkan nilai bagi
pelanggan. Pendekatan ini memiliki ciri pengiriman produk yang benar dengan
kualitas yang benar memproses pada waktu yang tepat dengan kebutuhan
pelanggan serta dengan biaya serendah mungkin.
·
Lean Manufacturing dirancang untuk memaksimalkan nilai pelanggan
ditandai dengan:
ditandai dengan:
Ø Menyampaikan produk yang tepat
Ø Dalam jumlah yang tepat
Ø Dengan kualitas yang tepat
Ø Pada waktu yang tepat kebutuhan pelanggan itu
Ø Dengan biaya serendah mungkin
·
Lima prinsip lean
thinking, antara lain :
Ø Menentukan nilai oleh masing-masing produk tertentu
Ø Mengidentifikasi 'value
stream' untuk masing-masing
Ø Membuat aliran nilai tanpa gangguan
Ø Nilai
pelanggan ditentukan dari produsen
Ø Mengejar kesempurnaan
·
Nilai produk adalah
nilai yang ditentukan oleh pelanggan - minimal - item atau fitur
yang pelanggan bersedia untuk membayarnya. Nilai pelanggan adalah selisih antara realisasi dan
pengorbanan. Selain nilai produk dan nilai pelanggan terdapat juga Value Stream yang terdiri dari semua kegiatan - nilai tambah dan non-nilai
ditambahkan yang diperlukan untuk membawa kelompok produk atau layanan dari
titik awal ke produk jadi di tangan pelanggan.
16
·
Lean
manufacturing
menggunakan sistem demand pull. Tujuan
dari lean
manufacturing adalah untuk menghilangkan
limbah dengan menghasilkan produk
hanya ketika dibutuhkan dan hanya dalam jumlah yang
diminta oleh pelanggan. Dengan demikian, permintaan menarik produk
melalui proses manufaktur
·
Limbah adalah
segala sesuatu pelanggan tidak menghargai
·
Sumber utama limbah
meliputi:
Ø Produk cacat
Ø Kelebihan produksi barang tidak diperlukan
Ø Persediaan barang menunggu proses lebih lanjut atau
konsumsi
pengolahan yang tidak perlu
pengolahan yang tidak perlu
Ø Gerakan yang tidak perlu dari orang
Ø Transportasi yang tidak perlu barang
menunggu
menunggu
Ø Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan
pelanggan
17
Productive Efficiency
·
Produktivitas berkaitan dengan menghasilkan
output secara efisien, dan itu
khusus membahas hubungan output dan input yang digunakan untuk menghasilkan output.
·
Efisiensi produktif
total adalah titik di mana dua kondisi terpenuhi, yakni:
Ø
Untuk setiap
campuran input yang akan menghasilkan output yang diberikan, tidak lebih dari
satu input yang digunakan dari yang diperlukan untuk menghasilkan output
didorong oleh hubungan teknis: disebut sebagai efisiensi teknis
Ø
Mengingat campuran
yang memenuhi kondisi pertama, campuran paling mahal adalah pilihan
yang didorong oleh hubungan harga input relatif: disebut
sebagai efisiensi alokatif
Improving Technical Efficiency
18
Productive Measurement
·
Productive Measurement adalah penilaian kuantitatif
dari perubahan produktivitas.
Ø
Bisa aktual atau prospektiv
Ø
Berfungsi sebagai
masukan untuk pengambilan keputusan strategis
Ø
Memungkinkan
manajer untuk membandingkan manfaat relatif dari kombinasi input yang berbeda.
·
Partial Productivity
Measure adalah pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu waktu.
Produktivitas rasio = output / input
·
Operational Productivity Measure adalah pengukuran partial
dimana kedua input dan output disajikan dalam hal fisik
·
Financial Productivity Measure adalah pengukuran Partial
mana kedua input dan output yang dinyatakan dalam dolar
Total Productivity Measurement
·
Profit-Linkage
Rule
Untuk periode saat ini, menghitung biaya input yang akan
digunakan dengan tidak adanya perubahan
produktivitas, dan membandingkan biaya ini dengan biaya input
benar-benar digunakan
·
Perbedaan biaya adalah
jumlah dimana keuntungan berubah karena perubahan produktivitas. Untuk menghitung input yang akan
digunakan (PQ), menggunakan rumus
berikut:
PQ =
19
Bab 20
Manajemen Persediaan
Jika persediaan merupakan bahan
baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya yang terkait dengan
persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika bahan
baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya
persiapan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan
adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Biaya persiapan atau
penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga
dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Biaya
penyimpanan adalah biaya-biaya untuk menyimpan persediaan. Biaya habisnya
persediaan adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan
produk ketika diminta oleh pelanggan.
Alasan Tradisional Memiliki Persediaan
Alasan tradisional untuk
menyimpan persediaan :
1.
Untuk menyeimbangkan biaya
pemesanan atau persiapan dengan biaya penyimpanan
2.
Untuk memenuhi permintaan
pelanggan
3.
Untuk menghindari penutupan
fasilitas manufaktur akibat :
a.
Kerusakan mesin
b.
Kerusakan komponen
c.
Tidak tersedianya komponen
4.
Untuk meyangga proses produksi
yang tidak dapat diandalkan
5.
Untuk memanfaatkan diskon
6.
Untuk menghindari kenaikan harga
di masa depan.
Kualitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) : Model
persediaan Tradisional
Total biaya pemesanan dan
penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut :
TC = PD/Q + CQ/2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
di mana TC = Total biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan
P =Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan
D = Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
C = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun
Beberapa kuantitas pesanan
lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih rendah. Tujuannya adalah
menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimalkan total biaya. Kuantitas
pesanan ini disebut kuantitas pesanan ekonomis (EOQ). Model EOQ adalah sebuah
contoh dari sistem persediaan yang didorong.
20
Menghitung EOQ
Rumus untuk menghitung kuantitas ini dapat dengan mudah diturunkan. Rumusnya
adalah :
Q = EOQ = 2PD/C
Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Titik pemesanan kembali adalah titik waktu di mana sebuah pesanan baru harus
dilakukan. Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, tenggang waktu, dan tingkat di
mana persediaan hampir habis. Tenggang waktu adalah waktu yang diperlukan untuk
menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atu persiapan
dimulai.
Mengetahui
tingkat penggunaan dan tenggang waktu akan memungkinkan kita untuk menghitung
titik pemesanan kembali yang memenuhi tujuan berikut :
ROP = Tingkat penggunaan x
Tenggang waktu
Ketidakpastian Permintaan dan Titik Pemesanan Kembali
Persediaan pengaman adalah
persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan.
Persediaan pengaman dihitung melalui perkalian tenggang waktu dengan selisih
antara tingkat penggunaan maksimal dan tingkat rata-rata penggunaan. Dengan
keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dihitung sebagai
berikut :
ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan
x Tenggang waktu) + Persediaan pengaman
EOQ dan Manajemen Persediaan
Pendekatan tradisonal untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai sistem
just-in-case. Dalam beberapa situasi, sistem persediaan just-in-case
benar-benar sangat tepat. Model EOQ sangat berguna dalam mengidentifikasi
pertukaran optimal antara biaya penyimpanan persediaaan dan biaya persiapan.
Model EOQ juga berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
ketidakpastian melalui penggunaan persediaan pengaman.
Manajemen Persediaan JIT
Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan
tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh
permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam suatu sistem pada waktu tertentu
berdasarkan permintaan yang diantisipasi.
Pembelian JIT mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan
baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal
yang sangat penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi,
yang mana berhubungan dengan permintaan.
21
Karakteristik Dasar JIT
Tata Letak Pabrik. Jenis dan efisiensi tata letak
pabrik dikelola secara berbeda dalam proses manufaktur JIT. Dalam pekerjaan
secara tradisional dan proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan dari
satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lainnya. Sel manufaktur
terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam
bentuk setengah lingkaran.
Pengelompokan dan Pemberdayaan Karyawan. Perbedaan
struktural utama lainnya antara organisasi JIT dan tradisional berhubungan pada
pengelompokan dan tanggung jawab karyawan. Sebagaimana baru saja ditunjukkan,
tiap sel dipandang sebagai suatu pabrik mini.
Total Quality Control. Secara sederhana, JIT tidak
dapat diimplementasikan tanpa suatu komitmen pada pengendalian kualitas total.
TQC pada intinya adalah suatu pengejaran tanpa henti untuk suatu kualitas
sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur
tanpa cacat.
Ketelusuran Biaya Overhead. Suatu sistem
pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada produk
individual : penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari
ketiga metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga,
lebih disukai daripada dua metode lainnya.
Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JIT
Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional :
JIT
|
Tradisional
|
1. Sistem tarik
2. Persediaan
tidak signifikan
3. Pemasok kecil
4. Kontrak
pemasok jangka panjang
5. Struktur
selular
6. Tenaga kerja
berkeahlian ganda
7. Pelayanan
terdesentralisasi
8. Keterlibatan
karyawan tinggi
9. Gaya
manajemen memfasilitasi
10. Pengendalian kualitas total
11. Dominasi penelusuran langsung
(perhitungan biaya produk)
|
1. Sistem dorong
2. Persediaan
signifikan
3. Pemasok besar
4. Kontrak
pemasok jangka pendek
5. Struktur
departemental
6. Tenaga kerja
terspesialisasi
7. Pelayanan
tersentralisasi
8. Keterlibatan
karyawan rendah
9. Gaya
manajemen mengawasi
10. Tingkat kualitas yang dapat
diterima
11. Dominasi penelusuran penggerak
(perhitungan biaya produk)
|
Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang
Berkelanjutan, Pertukaran Data Elektronik dan JIT II. Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih
fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan
dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali.
Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik
yang pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi
dari komputer ke komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak
terbuka, jangka panjang yang dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak
abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak membutuhkan penawaran ulang,
sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.
22
Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT
Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi
kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh tempo bukan
dengan menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara
dramatis.
Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses
: Pendekatan JIT
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan :
kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan
bahan baku atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional
atas semua masalah tersebut.
Pemeliharaan Pencegahan Total. Kegagalan
mesin nol adalah tujuan pemeliharaan pencegahan total. Dengan memberikan
perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan, sebagian besar kegagalan mesin
dapat dihindari.
Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen
atau bahan baku tersedia ketika dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang
disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem informasi yang mengendalikan
produksi melalui penggunaan tanda atau kartu. Kanban penarikan merinci
kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya. Kanban
produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban
pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak
komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.
Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan Persediaan
Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil
keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa
mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya
persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan
persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan
sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas
produksi dan membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.
Keterbatasan
JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil
segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di
sini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program
penyederhanaan – namun ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk
diterapkan.
Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat
bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan arus
kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja
produksi. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya
persediaan untuk menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang mungkin
sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).
23
Teori Kendala
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaan yang
terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut kendala.
Konsep Dasar
TOC memfokuskan pada tiga
ukuran
kinerja organisasi : throughput, persediaan, dan beban operasi. Throughput
adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan.
Dalam istilah operasional, throughput adalah selisih antara pendapatn penjualan
dan biaya variabel tingkat unit seperti bahan baku dan listrik. Persediaan
adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku
menjadi throughput. Beban operasi disefinisikan sebagai seluruh uang yang
dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan menjadi throughput.
Produk yang Lebih Baik. Produk yang lebih baik berarti
kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti bahwa perusahaan mampu
memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara
cepat ke pasar.
Harga yang Lebih Rendah. Persediaan
yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit, dan
beban operasi lainnya seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Harga yang
lebih rendah atau margin produk yang lebih tinggi dapat saja terjadi jika
kondisi kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.
Daya Tanggap. Tingkat persediaan menandakan
kemampuan perusahaan untuk merespon. Tingkat yang tinggi secara relatif
terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain, TOC
menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi teggang waktu.
Langkah-langkah TOC
Teori kendala menggunakan lima langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki
kinerja organisasi :
1. Mengidentifikasi
kendala(-kendala) perusahaan.
2. Mengeksploitasi
kendala(-kendala) yang mengikat.
3. Mensubordinasi
apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2.
4. Mengangkat
kendala(-kendala) yang mengikat.
5. Mengulangi
proses.
Theory of Constraints (TOC)
·
TOC mempunyai tujuan
untuk membuat uang sekarang dan di masa depan dengan mengelola kendala.
Mengakui bahwa kinerja organisasi apapun dibatasi oleh kendala
·
TOC berfokus pada tiga
langkah-langkah operasional kinerja system,
yakni :
Ø Throughput = (pendapatan penjualan
- biaya variabel tingkat unit) : waktu
Ø Persediaan
adalah semua uang organisasi menghabiskan dalam mengubah bahan ke throughput
yang
Ø Beban
usaha didefinisikan sebagai semua uang organisasi dihabiskan dalam mengubah
persediaan menjadi throughput dan mewakili semua uang lain yang organisasi
habiskan
Drum-Buffer-Rope System: General
Description
25