Rabu, 17 Mei 2017

Teori Akuntansi Pertemuan 9



Pertemuan 9
·         Anda kalau keluar duit itu kan paling gampang kan dicatat pakai dua cara:
1.      Sebagai beban (treat as an expense)
Kalau sebagai beban, maka masuknya income statement OCI which is akan menurunkan laba. Misalnya adalah mobil. Anda kalau beli mobil pasti anda anggap sebagai aset kan, ga mungkin sebagai beban karena mobil itu punya masa manfaat more than a year.
Contoh, sekarang adalah biaya bunga pinjaman. Biaya pinjaman itu dicatat sebagai interest expense. Bisa interest expense pada cash. Bisa interest expense pada interest payable. Berarti kita sudah sepakat dari awal bahwa yang namanya interest selalu expense. Interest adalah expense sehingga akan mengurangi laba.
2.      Sebagai aset
Tapi ada alternatif kedua. Kalau bunganya terlalu besar, langsung masuk sebagai expense, jebol dong income statementnya.sehingga pindahkan saja ke dalam aset (neraca LPK). Mencatat sebuah pengeluaran sebagai aset dan diperlakukan sebagai aset (treat as an asset) itu namanya dikapitalisasi (capitalized). Saya ga mau denger capitalized dianggap sebagai modal. Capitalized dicatat as an asset.

Sekarang kita bicara biaya pinjaman. Masalah utama muncul. Saya mau ceritakan history. Dulu anggep saya sebuah pengusaha nakal (anggep saya tuan tanah yang sangat nakal). Lalu ada Bank Zita, Bank Lee, dan Bank Kevin. Saya pengen sekali beli tanah, karena tanah itu kalau sampai naik harganya, saya untung. Maka saya pinjem sama bank Zita 10M, bunganya 10% berarti setiap tahun saya harus bayar sama Bank Zita sebanyak 1M. Kalau saya catet sebagai expense ya wajar. Setiap akhir tahun, selama 10 tahun, saya akan mencatat kepada akun saya adalah interest expense Zita kepada Cash Zita sebesar 1 M. Kalau saya sudah kelewat bayar, sudah terlambat tanggalnya, saya mencatat interest expense Zita pada interest payable Zita.
Tetapi saya tau sekali ada sebuah peluang. Peluang ini adalah saya kalau liat uang 1M terlalu besar, ngapain saya taro expense, nanti merusak income statement. Lalu saya mulai mencatat dengan cara uang 1M itu saya capitalized. Jadi di sini muncul. Anda punya yang namanya long term liability, itu di sini sebanyak 10 M. Ini otomatis akan memasukkan yang namanya anda punya aset. Anda juga masih punya payable di sini 1 M. Dan ini ada yang namanya biaya bunga ditangguhkan (deferred interest charges) sebesar 1M. Karena aset saya 1 M di sini, berarti boleh dong saya amortisasi. Anggap saja saya amortisasi selama 10 tahun lagi. Sehingga nanti yang masuk dalam income statement itu expensenya (interest expense) cukup segini setiap periode. Jadi saya sekarang akan pinjem kepada Zita 10M. Bunga 1 M nya saya tidak bebankan, tapi saya kapitalisasi dan masuk ke neraca LPK. Saya mau tanya, berarti neraca LPK saya nambah bagus ga? Nambah gede dong, nambah kaya dong. Sedangkan beban bunganya yang masuk income statement Cuma 100 jt, harusnya 1M. Makanya income statement saya warnanya makin biru. Saya beli tanah, begitu 6 bulan harganya naik jadi 12 M. Setelah 8 bulan jadi 14 M. Begitu sudah sampai 1 tahun, harga jadi 18M. Saya untung 80%. Saya mau tanya, bayar bunga 10% kecil ga? Kecil. Kalau itu terjadi, saya untung besar. Jadi untung saya 70%. Itu LPK sama income statemnet saya bawa ke bank kredit. Saya bilang, saya mau piunjem bank 10 M. Dia bilang “emang bisa bayar?”. Liat dong income statemnt saya, begitu besar, begitu bonafide. Lalu dipinjemin lagi 10M. Otomatis saya masukin lagi di sini 10M dari bank berbeda.
Saya beli tanah lagi. Tahun kedua saya sudah bayar Zita 20jt. Tahun pertama saya bayar ke Bank Kevin 100jt. Saya Cuma keluar duit cash 300 jt untuk dapat duit 20M. Saya mau tanya, lain kali saya masukin lagi, income statement saya makin bagus ga? Ya. Income statement makin biru dongker.
Selesai, saya pergi lagi ke bank Lee. Masa sudah sekaya ini anda ga mau kasih pinjem sama saya. Akhirnya dia pinjemin saya 10 M. Saya lakukan ini terus pada Bank Yosua dan Bank Patricia. Saya mau tanya, tanah saya banyak ga? Ya. Modal saya berapa? 0. Begitu harga naik, saya jual.
Akan tetapi pemerintah tidak suka hal demikian. Kalau dikelola jadi mall, sistem ekonomi bisa jalan, orang jadi punya pekerjaan, usaha bisa jalan kan. Tapi kalau ga dikelola kaya gini, ga ada sumbangsih bagi masyarakat. Anda tau yang namanya industri properti, di dalamnya ada banyak sektor (desain interior, kaca, horden). Itu yang namanya dalam sebuah properti ada 100 sektor. Nah kalau tanah kaya gini, jalan ga usahanya? Jadi kalau begini ga boleh, jadi sekarang kita pakai cara yang kita punya sekarang, makanya anda harus dengar mengapa kita pakai expense. Cara ini ga pernah dipakai. Sekarang kalau anda pinjam bank, long term debt 10M, beli aset 10M, tolong 1Mnya masuk ke income statement OCI. Begitu 1M masuk ke OCI, keuangan kita memang makin bagus. Tapi income statement, cash flow malah buruk. Kalau gini kan kacau. Anda tetap membayar Bank Zita 1 M, cash flow tetap keluar duit kan. Dicatatnya masuk ke LPK, diamortisasi. Saya bayar dia 1M, tapi catetnya dibagi 10 tahun. Tolong bedakan pencatatan ini dengan cash flow. Saya tetep bayar 10M 10%. Tapi yang saya catat anda beli mobil 500jt, uang keluar kan. Tapi yang anda catat kan bisa anda amortisasi sebagian. Cash flow sama income statemnt beda kan angkanya. Duitnya memang habis, tapi di atas kertas kaya. Makanya saya jebak beberapa bank diterima semua. Kan dia ga liat cash flownya. Pemerintah bilang CAN NOT. Sekarang klau pinjam duit pasti expense. Makanya anda kenal seumur hidup, interest pasti di expense. Kalau duit ilang 1M , tercatat Cuma ilang 100 jt kan kurang ajar.
Lalu pemerintah di nego. Ini PSAK yang paling banyak kontroversinya. Dewannya sampe orang senatornya kena pungli. Ini politisasi fiskal. Yang ikut senator mereka “turun pemilu”. Begitu menang mereka bilang “tolong lobby ke FASB, bilang kami maunya di depan”. Senator menang. Begitu menang update FASB. Yang untung tuan tanah. FASB bikin SFAS 34, IAS 23 which is yang kita gunakan sekarang. Tahun 97 idup lagi.
·         Contoh, anda tau rugi selisih kurs ya. Perusahaan anda utang sama amerika pake dollar, utangnya 2,5jt. Dimana 1 dollar 2.000 rupiah. Tiba tiba 1 dollar 10.000 rupiah. utangnya tadi 2jt, lalu utangnya seakan akan 10jt. Rugi selisih kursnya adalah 8jt US dollar. Saya mau tanya, ancur ga income statement anda? Ancur. Indonesia bikin peraturan, rugi selisih kurs boleh dikapitalisasi. Masukin semua ke dalam LPK, dipotong 20 tahun. Jadi lempar ruginya kecil, supaya perusahaan yang sudah berdarah darah merah kembali menjadi biru lagi. Itu tahun 97. Makanya singapur marah berat sama kita. Perusahaan yang sudah mati bisa hidup lagi. Dan itu di revisi tahun 2004, 2006, 2008, dan terakhir 2014. Sekarang rugi selisih kurs ga boleh dipakai lagi, harus dibuang. Tapi ini tetap jalan, jadi semua biaya harus di expense. Kecuali: seluruh biaya pinjaman harus di expense, kecuali apabila pinjaman tersebut nyata nyata dapat dikaitkan langsung, diatribusikan langsung untuk mengadakan, membuat dengan tujan untuk disewakan kembali / dijual aset berjenis qualifying asset. Jadi aset yang digunakan untuk mengadakan kualifikasian, anda diijinkan untuk mengkapitalisasi biaya bunga. Artinya kalau ga mau boleh ga? Boleh, tapi diijinkan.
·         Jadi bisa dibebankan itu kalau aset kualifikasi.
·         Apa itu aset kualifikasian?
Aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama (lebih dari sama dengan 1 tahun) agarsiap digunakan sesuai dengan intensinya (dijual, dipakai sendiri, disewakan). Ini pertanda gede / kecil? Kalo yang namanya “kecuali” harusnya kecil kan. Tapi di neraca LPK yang namanya dijual, dipakai sendiri, disewakan banyak kan? Saya mau tanya anda, aset mana yang bukan kualifikasian? Proses produksi pembuatan barang barang yang batch production. Bikin bando, tali sepatu, pisang goreng, yang cepet cepet itu lah. Kalau perusahaan yang ga masuk hanya perusahaan manufaktur yang usahanya kecil kecil.
·         Kalau aset itu lama dibangunnya, 10M nya boleh dikapitalisasi. Saya tuan tanah nakal. Ini tanah kalau dibiarkan begini ga boleh kan. Akhirnya saya bangun. Dikit dikit dibangun, pertama bangun tiang. Yang penting harus lagi jalan. Kalo lagi jalan, 1Mnya bisa dikapitalisasi. Kalau makin lama lagi ya “aset dalam pengerjaan”. Makanya pemerintah mengeluarkan aturan bahwa kapitalisasi yang 1M ini hanya bisa dipakai khusus aset yang dikerjakannya lama.
·         Saya buktikan, bahwa PSAK itu pada tahun 73 sampai tahun 94, pemicu rusaknya ekonomi indonesia itu pada tahun 97. Buktinya: saya pinjem duit dia 10M. Duitnya saya pakai untuk bangun aset yang setengah jalan. Suatu hari, ekonomi guncang. Semua orang masuk bank untuk pinjam duit. Kalau semua orang ambil duit di bank, dan bank tidak punya uang kas lagi, berarti bank kalah kliring kan. Bank kalau kalah kliring, lama lama banknya abis duit kan. Banknya kontak saya. Utang bisa dipercepat ga bayarnya? Saya bilang bahwa saya juga ga ada uang. Lalu bank jatuh dan bankrupt. Lalu BPPN mengambil alih bank “jangan takut nasabah, bank kami ambil alih dan semua uang anda akan kami kembalikan. Semua aset milik bank akan digunakan untuk bayar utang pada nasabah”. Lalu di cek, di Bank Zita debiturnya saya, di Bank Kevin debiturnya saya juga. Lalu bank telepon saya “kamu pinjam uang ke bank, dan sekarang utang kamu harus dibayar”. Saya bilang “saya ga punya uang, bapak beli saja proyek saya”. Lalu kata bank “ok, proyek kami sita”. Pas di sita ternyata ga ada barangnya. Saya mau tanya, pas dijual murah / mahal? Murah. Nasabah marah dan tuntut lagi. Lalu ditanya “ini kenapa kok udah dibangun lama malah dikapitalisasi? Kenapa dia  utangnya banyak banget tapi dikasih pinjem utang terus?” lalu dibilang “ini LPKnya bagus”. Siapa yang ngajarin begini , sesuai dengan UU PSAK. Kalau ga ada uangnya, sita datanya. “data saya udah pindah ke bank lama. Saya udah ga ada di indonesia, udah ke bank lama”. Jadi kalau begitu saya mau tanya, apakah kalau mengkapitalisasi biaya pinjaman itu sebaiknya lama / sebentar? Sebentar. Jumlah yang saya kapitalisasi menurut anda sebesar 1M atau kurang dari 1M? Kurang dari 1M. Jadi mengkapitalisasi itu bahaya ga? Ada resiko ga? Jadi kalau mengjkapitalisasi itu jangan terlalu lama, jangan terlalu gede. Makanya aturan PSAK 26 itu mengkapitalisasi itu sedapat mungkin jangan terlalu lama lama. Mulainya selambat mungkin, selesainya secepat mungkin. Angkanya sedapat mungkin jangan 1M, tapi 1M dikurangi biaya biaya lainnya sehingga kurang 1M. Bila perlu lagi jalan dikapitalisasi, bila perlu di tengah jalan berhenti dulu. Sehingga kontrak waktunya sangat kecil, karena ini sangat berbahaya. Jadi mulai sekarang penyaji mulai cerita bahwa mulai kapitalisasi itu akan lambat sekali, akhirnya cepat sekali, dan dananya dikecil kecilkan jangan terlalu besar, dan khusus dananya untuk aset kualifikasi. Kalau saya punya duit 10M bisa beli gedung, bisa beli mesin kan. Bisa buat macem macem kan. Tapi yang boleh dikapitalisasi hanya terkait sama aset kualifikasi.
·         Segini banyak asetnya, saya mau tanya aset  mana yang bukan?
-          Pabrik pasti lama
-          Generator pasti lama
-          Intangible tergantung lah
-          PI pasti lama
·         Pertanyaan: kenapa anda belajar ini? Supaya nanti kalau kapitalisasi biaya pinjaman, anda tau kalau tidak boleh lama lama. Dan kalau di tengah tengah berenti boleh.
·         Kalau anda mau bayar Kevin setiap tahun 1M, kevin minta sama saya dibayar setiap tanggal 24 desember. Saya mau tanya, anda siapin duitnya dari kapan? Desember. Anda kalau siapin duitnya dari january. Uah itu kan anda bisa invest dulu kan, invest di mana? saham, emas. Begitu anda invest di saham, saya mau tanya, naik ga harga saham? Uang yang tadi harusnya untuk bayar kevin 1M, anda kembangin dulu nih, ternyata berhasil memberikan income 200 juta. Kalau anda memasukannya ke dalam saham, emas , investasi sana sini, potensinya uang tunai 200 juta. Saya mau tanya, berapa utang saya sama kevin yang bisa dikapitalisasi? 800juta. Jadi uang 1 M itu tolong dipotong dengan semua biaya yang terkait dengan pinjamannya. Andaikata anda beli saham trus rugi, 1M mau bayar kevin, dan duitnya rugi semua, ruginya 100 juta. Saya harus bayar kamu 1M tanggal 24 desember. Uang 1M saya putarkan di saham, saya baru ambil november. Ternyata waktu uang itu diambil, potensinya anda punya uang kacau, rugi hancur hancuran 100jt. Berapa jumlah uang yang boleh anda kapitalisasi? 1M. Jangan bilang, kalau untung ngurangin, kalau rugi nambah.
·         Apa penyebab kita harus menggunakan rata rata tertimbang? Saya kan minjem duit dari Kevin, Zita, Lee, Yosua, Patrice. Ada 5 bank nih. Pertanyaannya, kalau saya minjemnya Cuma dari mandiri, bunganya 10%, pinjaman 10M, itu kan gampang banget itungnya. Yang dikapitalisasi adalah 1M dikurangi pengurang pengurang hasil investasi. Gawatnya kalau saya pinjemnya adalah HSBC, Bank of Tokyo, Bank of China, Bank of amerika, mandiri, BNI. Kalau saya pinjamnya pakai kursnya macem macem, saya mau tanya, itu 1Mnya berubah ga? Itu kalau 10%nya dari 1jt US dollar, kalau dollarnya naik, berubah ga tarifnya? Berubah. Terus kalau pakai tarif baliknya pakai apa lagi berubah? Kalau saya pakai dollar, trus tarifnya begini. Kalau di negara inflasi, itu untuk mereka 1M ga gampang loh. Pertama pinjamannya berbentuk mata uangnya sama, tapi kondisi negaranya belum tentu sama, jangka waktunya berbeda beda, dan pinjaman itu gini “makin banyak pinjaman, makin murah kan”. Saya sering pinjam uang sama bank anda, saya mau tanya, saya dapet rate rendah dong? Anda jarang pinjem sama bank, rate nya mahal dong. Saya pinjem 1T sama pinjem 500M ratenya beda dong. Kalau misalnya saya pinjem 1T, saya mau tanya, itu bank yang kasih pinjem sama saya itu consorsium dong. Dia ngajak temen temennya.
Saya pinjem uang dari Bank of Tokyo. Pasti uangnya ga bakal langsung dikasih semua kan. Nah kalau tiap hari dikasih uangnya setengah setengah, pasti nilai suku bunganya juga beda beda kan. Beda kan jangka waktu dan inflasinya. Trus uang yang belum keluar saya bilang ‘uang yang belum keluar tolong diputer dulu di Bank Amerika’. Atau kasih saya semuanya dan saya masukkan ke properti. Setiap puteran seperti itu ada ratenya kan. Itu ratenya semua semua anda gabung dengan jangka waktunya, dan anda timbang namanya “WACC”. Saya jamin itungnya bikin anda pingsan. kalo pinjem uangnya Cuma sama 1 bank kan gampang. Kalo banknya macem macem, lintas negara semua, ratenya macem macem, dan itu harus ditimbang, itu namanya WACC.
·         Untuk membangun sebuah gedung, gedung itu dimiliki oleh saya sebagai 60%, dan 4 anak perusahaan saya punya 10%, kita akan bangun gedung 17 lantai. Masing masing pinjem bank. Saya pinjem consorsium 5 bank. Anak perusahaan pinjem bank suka suka dia. Trus kami masing masing mengintensi beda beda. Suatu hari saat akhir tahun kan di konsolidasi. Berantakan kan. Anda pakai WACC.
·         Biasakan kalau sekarang ngomong neraca LPK itu LPK ya. Kalau masih ngomong neraca itu sudah basi.
·         Misalnya bangun tanah nih. Harganya 10M. Tiba tiba terjadi masalah, misalnya tanahnya itu adalah tanah labil dan harga semua properti drop 20% tinggal 8M. Jangan langsung bilang ruginya 2M. Nah 8M itu bisa pulih ga? Pulihnya kapan? Ternyata jakarta sudah padet, dan yang bisa cuma cengkareng. Mau ga mau orang akhirnya sedia tinggal di tanah labil. Itu properti bisa naik harganya ke 9,5M. Jadi yang disebuyt rugi penurunan nilai itu Cuma 0,5M. Jadi jangan cepet cepet bilang ruginya 2M. Anda bilang “pulihnya berapa?” jadi untuk memulihkan ini bukan pakai PSAK 26, pakainya PSAK 28. Jadi anda lihat dulu, nilai pemulihannya berapa. Masuk mana ruginya? Profit and loss.
·         Syarat memulihkan nilai:
1.      Jumlah ga boleh gede gede, sekecil mungkin, bila perlu semuanya beban
2.      Waktu mulai selambat mungkin dan selesai secepat mungkin. Kalau tengah jalan bisa diberhentikan ya gapapa
·         Ini kalau di kapitalisasi bagian dari ini. Kadang kadang ada yang kurang ajar. Langsung aja aset dan biaya perolehan yang terkait dengan aset kualifikasian. Aset kualifikasian dan biaya pinjaman yang terkait atasnya, masuk ke pasal 11. Menurut saya kebangetan. Tapi perusahaan yang bisa kaya gitu berarti ada tendensi pat gulipat.
·         Ini kan ketiga tanggal ini bisa beda beda kan. Anda di drop duit, 10 januari keluar duitnya. Trus beli aset kapan? Beli semen, batu, kayu, dll. Kalo ditanya biaya pinjaman kapan tuh terjadinya? Bisa pas di transfer, bisa pas kontrak januari kan. Beli barangnya market. Trus kalo beli butuh lokasi kan. Baru di transfer pas april. Trus cairnya kapan? Dia bilanhg anda harus memenuhi 33nya. Jadi keliatan banget anda ga bisa start di bulan januari. Kalau saya pengusaha, bila perlu duit belum keluar tapi sudah saya kapitalisasi duluan. Mulai selambat lambatnya dan selesai secepat cepatnya. Tapi kalau anda sebagai UU, anda harus mulai secepat cepatnya dan berakhir selambat lambatnya.
·         Trus kalau kamu disuruh kapitalisasi, mau mulai di tanggal yang mana? 4 januari.
·         Syarat mulai kapitalisasi:
1.      Pengeluaran untuk aset kapan? 12, berarti ga boleh dikapitalisasi sebelum tanggal 12.
2.      Terjadi buaya pinjaman
3.      Melakukan aktivitas untuk mempersiapkan , tanggal 25. Berarti kapitalisasi hanya boleh dimulai after 25 januari
4.      Berhenti secepatnya
·         Anda harus jadikan sebagai beban secepat mungkin, makanya dibilang boleh dikapitalisasi. Tapi kalau saat lagi jalan anda berenti tiba tiba karena cash flownya bermasalah, maka 6 bulan berenti itu boayanya harus dibebankan. Tapi orang protes. Alasannya adalah saya lagi panggil orang untuk tes kekuatan. Kan kalau konstruksi itu ada orang khusus untuk tes kekuatan kan. Say alagi panggil penilai apakah tiang ini cocok atau engga. Ini kan tes ini kegiatan pak, masa ga boleh dikapitalisasi. Ok kalau kegiatannya seperti itu anda boleh kapitalisasi.
Kedua, anda sudah hampir selesai. Tapi aset ini kalau mau dijual itu harus dipersiapkan dengan baik, misalnya anda mau bangun hotel itu harus ada taman di depannya. Karena kalau ga ada taman di depan hotel ya ga enak. Makanya taman di depan hotel bagian dari penjualan hiotel. Makanya PSAK memutuskan kalau gitu masih boleh di kapitalisasi.
·         Jadi kalau ga berpotensi terjadi, kemudian anda sudah cetak brosur, tetep dianggap sudah terjadi. Kedua, misalnya tapi anda ga cocok warnanya. Ganti warna itu ga ada urusan kapitalisasi. Jadi ganti warna tidak boleh memperpanjang kapitalisasi.
·         Anda kalau mau bangun kan modalnya 10M, yang 7M buat bangun mall, yang 3M untuk bangun tempat parkir. Kalau anda bikin mallnya dulu sampai jadi, maka yang boleh dikapitalisasi itu hanya 3M. Begitu mallnya sudah selesai yang 7M harus dibebankan. Anda pilih aja enaknya gimana. Ini gedung dibangun bersama sama pelan pelan sampai selesai atau bangun mall dulu baru parkir. Anda harus itung. Karena gini, kalau anda bangun mallnya sampai selesai, abis itu bangun tempat parkir. Yang parkir itu anda mau kapitalisasi. Lalu anda debat sama orang akuntan “anda ini mau bangun apa sebenernya? Kalau mall sudah selesai ya berenti pembangunannya”. Lalu anda bilang “ini kan jakarta pak, kalau mall ga punya tempat parkir dan malah parkir di sembarang jalan pasti mobilnya nanti akan digerek”. Anda bisa bisa nanti begitu mallnya jadi, 7 tahun lagi, 7Mnya sudah dikapitalisasi, anda mau kapitalisasi lagi yang 3 M maka gabisa. Makanya kalau punya modal 10M, langsung bagi untuk 4 macam bangunan, misal mall, hotel, temoat parkir, taman. Jadi saat sudah jadi, kita lebih banyak mendapat keuntungan. Memang lebih baik kalau kita bangunnya secara bersamaan. Tapi kalau kaya gitu, customer bakal bingung kan kita akan bangun apa. Tapi kalau kita bangun satu per satu, dan customer sudah tau bagaimana bentuk bangunan kita dan sudah tau harga jualnya, maka kemungkinan harga jual bangunan yang kedua mungkin bisa lebih mahal.
·         Semua yang terkait diungkapin semuanya, di setiap akhir PSAK pasti ada pengungkapan kan. Makin banyak disclosurenya makin sheet sure. Makin jelas pengungkapannya, makin kecil kemungkinan pat gulipatnya.

Teori Akuntansi Pertemuan 8



Pertemuan 8
PEMBAHASAN UTS
Soal 1
Apa perbedaan scientific approach dengan natural approach?
Jawab: halaman 32
Soal 2
Apa kritik terhadap FASB dan IASB?
Jawab: Halaman 122
·         Terlalu restrictive
·         Konsep pengukurannya ga jelas
·         Sering kali buyers terjadi, tingkat politisasi tinggi sekali
Soal 3
Jelaskan kualitas primer dan sekunder dari laporan keuangan!
Jawab:
Pakai KKLDPK yang baru. Yang primer ada 2, relevan dan keandalan. Tapi yang sekunder hanya ada comparibility doang.
Soal 4
Identifikasikan siapa pengguna laporan keuangan dan informasi apa yang dibutuhkan!
Soal 5
Jelaskan argumen yang diberikan para pendukung terhadap exit price!
Jawab:
Jelaskan argumen yang pro terhadap exit price. Ada di catatan pertemuan terakhir sebelum UTS.
Soal 6
Identifikasikan komponen laporan keuangan!
Jawab:
·         LPK untuk akhir periode
·         Income statement dan OCI selama periode
·         CaLK pada periode
·          
Soal 7
Apakah SDM termasuk aset?
Jawab:
SDM Bukan aset. Yang jadi aset itu biaya pengembangannya. Kalau aset anda harus ekploitasi sampai habis kan. Contoh:
1.      Apakah SDM memberikan manfaat di masa depan (future economic benefit)?
Ya, berapa lama? Tidak tahu berapa lama.
2.      Apakah SDM controlled by entity? Ada masa kontrak?
SDM tidak ada kontrak.
3.      As a result of past transaction?
Transaksi apa? Kita kerja dulu baru dibayar.

PEMBAHASAN MATERI
·         Komponen dalam persediaan:
-          Raw material
-          WIP
-          Finished goods
·         Aset ada 2:
1.      Berwujud, dibagi 2:
Ø  Hardware, seperti:
Plant, property, equipment (PPE)

Ø  Kertas, seperti:
Saham, piutang, kas. Itu kan kertas semua, berwujud kontrak sistemnya.

2.      Tidak berwujud
·         Sekarang kita mau bahas aset yang berwujud (tangible) yang bentuknya adalah PPE. Aset semacam ini namanya adalah persediaan. Persediaan itu apa? Sesuatu yang bukan fix asset. Sesuatu yang bukan properti investasi. Isinya apa persediaan?
-          Raw material
-          WIP
-          Finished goods, terbagi 2:
Ø  Barang jadi yang dapat dijual kembali, yakni barang dagang (merchandise inventory)
Ø  Barang jadi yang karena produksi
·         Yang ini terjadi karena biaya, biaya apa aja yg ada di sini?
-          Biaya persediaan (beli barang)
-          Biaya pembelian
-          Biaya konversi
BL + UL = prime cost
UL + MO = overhead cost
Jadi yang namanya MI isinya beli, abis dibeli jual lagi kan. Kalau ini kan biaya persediaan isinya, harga beli ini di raw material di konversi. Seluruh biaya yang dikonversi ini, namanya harus keluar dari biaya, namanya yaitu pemborosan (expense). Expense masuk ke income statement OCI.
·         Jadi ada 4 jenis biaya:
-          Biaya pembelian
Biaya pembelian ada kalau barangnya berjenis merchandise. Misal, Anda beli permen di pasar lalu dijual di kampus, itu namanya biaya pembelian.
-          Biaya persediaan
Yaitu mengubah yang pakai biaya konversi. Misal anda membeli gula di pasar lalu anda ubah jadi permen, itu namanya biaya persediaan. Mengubahnya pakai biaya konversi. Trus kalau kita bikin percobaan, gonta ganti bahan, itu namanya biaya pemborosan bukan biaya persediaan. Karena kalau sampai anda memasukannya ke dalam biaya persediaan, maka yang nanggung konsumen dan berarti harga jualnya juga makin mahal kan.
-          Biaya konversi
-          Biaya lain – lain
Merupakan biaya  yang harus keluar dari biaya pekerjaan. Kapan dia harus keluar? Kalau barangnya adalah finished goods
·         Yang tidak boleh masuk biaya persediaan:
-          Carrying cost
Jangan dibebankan ke produk, itu urusannya general expenses
-          GNA
Masuk ke income statement, bukan ke biaya produk
-          Biaya penjualan (sharing and general expenses)
·         Mandor minum kopi di pabrik sama minum kopi di kantor beda ga? Pulpen di pabrik sama pulpen di kantor beda ga? Jelas beda. Kalau minum kopi di kantor, pulpen kantor, itu kan biaya salary kan, masuknya di GNA. Tapi kalau minum kopi di pabrik, pakai pulpen di pabrik itu kan berarti supporting expense kan, miscelaneous MO, menambah beban ke produk kan. Nah nanti semua beban itu pasti akan dikenakan kepada produk jadi dan akhirnya harga barang pun makin mahal dan yang nanggung adalah konsumen. Kalau biaya naik, yang kita tahu marginnya 30% kan? Kalau biaya produknya 300rb sama costnya 800rb, dan marginnya 30% maka perusahaan dapat 30%. Tetapi yang nanggung beban siapa? Konsumen. Jadi hati hati ya pembagian ini. Kegiatan di pabrik sama di kantor beda loh. Kalau di kantor nanti masuknya ke biaya selliing and general expense, tapi kalau di pabrik masuknya ke biaya COGS.
·         COPR = Cost of ... Report
·         Pernah denger LIFO Likuidasi?
100 unit  harga 20
50 unit harganya 12
40 unit harganya 14
Kalau anda belinya 130 unit, maka harga persediannya berapa?
I.                    Metode FIFO
100 unit x 10   = 1.000
30 x 12            = 360
Total = 1.360

II.                  Metode Average
Semua dikalikan, dibagi sama total unit.

III.                Metode LIFO
Misal saya mau beli 50 unit
·         LIFO liquidation membuat suatu harga dapat dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini menyesatkan. Itu artinya LIFO liquidation. Nah ini adalah kesalahan konsep yang tidak dijelaskan dalam PSAK kita, karena PSAK kita pada dasarnya sudah tau. Dalam menilai sebuah persediaan, anda kenal berapa metode?
1.      Spesific identification
Jadi untuk rumus biaya yang paling bagus adalah specific identification. Tapi kelemahannya:
-          ongkos produknya akan jadi lebih besar
-          kalau dipakai dalam batch production akan capek
oleh karena itu orang banyakan pakai metode penilaian dengan metode biaya.
Sebutkan industri apa yang menggunakan specific identification!
-          Barang barang yang nilainya besar
-          Pruduksinya jarang
-          Lebih banyak pesanan / job order
-          Pembelinya orang yang khusus
Contoh : traktor
Contoh ibu konglomerat yang hobi kumpulin mutiara dari seluruh dunia lalu dirangkai dalam kalung dan dijual pada teman temannya. Masalahnya ibu ini tidak bisa itung biaya. Itu tidak bisa diitung pakai cara biasa, tapi harus pakai SI. Jadi setiap itu kalung mutiara yang besar 5 mutiara kecil 6, yang lain pesannya beda lagi by job order. Kalau ditanya harganya berapa “wah mahal banget”.
Kalau pesawat boeing produksinya banyak dan sama semua bentuknya. Jadi dia tidak termasuk SI dan merupakan batch production. Mobil mewah juga termasuk batch production, ornamennya yang mungkin bisa disebut sebagai SI.
2.      Cost
Kalau pakai cost itu misalnya adalah FIFO, LIFO, dan weightrd average.
3.      Mark up
Ada mark up / mark down.
·         Jadi misalkan sebuah barang harganya 20jt. Barang ini berapasih yang bisa anda kuasai penuh nilainya? Ga mungkin 20 jt karena ada depresiasi. Potong depresiasi, namanya goodwill. Tapi kondisi barang ini sekarang sedang rusak, kalau rusak berapa nilainya? Misalnya 18jt. Masalahnya gini, ini barang yang harganya 18jt pas anda jual perlu biaya penjualan ga? Perlu kan, trus dipotong lagi. Kadang kadang ada nih, misalkan makanan, lepas tutupnya, akan tetapi bisa dipasang lagi dan produk tetap tidak rusak. Akan tetapi, untuk memasang kembali tutup tersebut perlu biaya kan saat suruh orang? Potong lagi. Pertanyaannya berapa NRV (nilai realisasi bersihnya)? Jadi kalau kita lihat secara kasar, memang dia itu dipotong oleh biaya biaya yang spoiled. Tetapi sebetulnya yang namanya depresiasi itu dipotong oleh seluruh pengeluaran yang terjadi karena keberadaannya.
·         Saya mau mau tanya, ATM anda isinya 100jt, saya mau tanya NRVnya berapa? Kurang dari 100jt kan. Dipotong apa aja?
-          Biaya admin
-          Biaya parkir
-          Biaya mengendap
Anda punya uang 100jt, anda ga mungkin dapat 100jt. Anda dapat 100jt tapi berkurang 100rb. Yang anda bisa bawa pulang bersih ke rumah disebut dengan NRV
·         Satu botol akua 3.000, apakah anda minum 3.000? plastiknya anda minum juga? Ayam goreng, sama tulangnya juga anda makan? Jadi NRV adalah nilai yang benar benar anda bisa nikmati full.
·         Contohnya ada barang spoiled harganya 800rb. Anda sudah turunin harganya saat ini ...jt. ternyata kondisinya itu di luarharganya ga 18jt, tapi 30jt. Jadi NRVnya berapa? ... ternyata setelah sekian lama berjalan, hancur samsung note 7. Akhirnya harga note 5 naik lagi kan.
Jadi begitu produk baru muncul maka harga produk yang lain jatuh. Berarti yang tadi 16jt bisa naik ga? Padahal anda sudah membuang 2jt sebagai expense di income statement, bukan OCI. Sekarang dia naik lagi 17jt. Tadi anda sudah bebankan dengan jurnal beban pada penurunan nilai sebesar 2jt. Begitu anda naik 1 jt lagi jadi 17, maka pemulihan penurunan nilai anda balik. Bebannya masuk kredit dan pemulihan penurunan nilai masuk ke rugi laba.
Kalau pemulihannya terjadi di tahun depan gimana? No problem. Jadi beban pengurangannya dikurangin bebannya.
·         Kita punya aset bisa disewain ga? Pertanyaannya apakah aset yang disewakan itu masuk fix asset atau aset sewa?
·         Anda tahu pabrik buang limbah kan? Limbah yang masuk sungai, harus diapakan? Diolah. Pengolahan limbah itu nambah biaya kan. Tapi itu menambah produksi ga? Engga. Menguntukngkan perusahaan ga dalam proses produksi? Engga. Tapi kenapa anda harus olah? Karena kalau anda tidak olah, perusahaan anda akan ditutup. Jadi tetap itu yang namanya pengolahan limbah termasuk fix asset. Kasih manfaat ga? Engga, tapi dia bisa mendukung manfaat aset lain. Jadi definisi aset belum tentu memberikan manfaat secara langsung.
·         Fix asset bagian dari PPE. Untuk mengakui, pertama anda menggunakan cost model, yaitu adalah historical cost. Apakah cuma biaya asetnya saja? Tidak, ada plus biaya biaya lainnya, itu yang namanya adalah fix aset. Setelah anda mengambil masuk ke dalam LPK anda, ini kan namanya barang PPE. Semua akun itu harus di asses setiap akhir periode. Pertanyaannya, nilainya anggap saja 5M, apakah nilainya tetap segini? Tidak. Harus diapain? Ini adalah cost model. Sekarang kita pakai yang revaluasi, 2500 harganya. Revaluasi konotasinya naik. Impairement sudah pasti turun. Apakah nilainya harus on air? Tidak harus on air.
·         Untuk membuat sebuah penyusutan, kamu perlu informasi apa saja?
-          Umur ekonomis
-          Nilai residu
-          Harga perolehan
-          Metode yang digunakan
-          Jenis asetnya
-          Peluang kepemilikan masa depan
-          Situasi ekonomi
-          Info barang sejenis
-          Ketersediaan industri
-          Resiko pasar
-          Peluang pembatasan aset tersebut
-          Tingkat ketergantiannya
·         Semua aset punya penyusutan? Punya. Tanah punya penyusutan? Punya, yang ga punya adalah metodenya.
·         Metode penyusutan:
1.      Metode atribusi
Contoh, anda beli barang 5, sudah pakai 4. Berarti yang di depresiasi 4. Anda punya barang nilainya 50. Kalau anda pakai 2 tahun yang pertama itu habisnya langsung 40. Berarti pada tahun pertama anda ga bisa sama kaya tahun ke 2. Jadi yang paling bagus itu adalah melihat masa manfaat, membandingkan dengan periode manfaatnya. Nah ini disebut atribusi langsung. Contoh, anda haus belum minum selama setengah hari karena puasa. Maka lebih enak gelas pertama atau kedua? Pertama kan, berarti itu costnya lebih besar dong yang pertama. Itu nanti diatribusi langsung. Karena susah, maka pakai metode proporsional.

2.      Metode alokasi
a.      Pembagian proporsional
-          Straight line
-          Penurunan dengan cepat (diminishing balance method)
Contoh: double declining method
-          Sum of the year method
b.      Saldo dengan penurunan
Tapi kalau barang tambang, anda pakai depresiasi, namanya exploid. Jadi ini adalah golongan metode. Golongannya ada yang atribusi, ada yang proporsional.
·         Kapan kamu berhenti depresiasi?
1.      Dijual (akuisisi)
2.      Tidak ada manfaatnya lagi (keusangan, cacat)
3.      Hilang barangnya
4.      UU menyarankan tidak boleh depresiasi
5.      Ganti metode
6.      Brand / merk – ada sesuatu kejadian yang membuat barang itu bukan turun, tapi naik. Misal anda tinggal di komplek perumahan. Suatu ketika, terjadi bencana dan hanya tinggal rumah anda yang berdiri kokoh. Maka apa masih perlu depresiasi? Tidak.
7.     
8.     
PSAK 13
·         Jadi sebuah aset tergolong apa, itu ga jelas ya. Mobil termasuk apa? Fix asset, property investasi atau persediaan? Tergantung tujuannya. Kalau untuk disewakan, dia termasuk property investasi. Jadi property investasi itu termasuk fix aset, tangible, PPE yang anda gunakan karena dibangun, dibeli, atau diproduksi tujuannya untuk anda simpan mengejar kenaikan nilai. Setelah nilainya besar, baru anda jual. Jadi aset itu menghasilkan pendapatan. Dengan nilainya naik, anda akan dapat pendapatan. Berarti itu namanya properti investasi. Saya mau tanya, kalau anda punya saham nilainya naik pasti akan dijual kan.
·         Jadi apa bedanya saham sama properti investasi?
1.      Saham itu dia tidak merupakan property, karena saham itu kertas / kontrak. Dan saham itu diatur dalam PSAK 55. Karena sudah ada yang ngatur sendiri makanya dia ga termasuk PI, walaupun kondisinya sama seperti PI.
2.      Kedua, yang disebut PI adalah aset yang disewakan. Contoh anda punya mobil, dan mobil itu anda pakai untuk kepentingan anda maka itu namanya fix aset. Tapi kalau anda punya mobil dan untuk disewakan kepada orang yang mau traveling, namanya menjadi PI.
3.      Kalau mobilnya dipakai sama penyewa dan ia naksir sama tuh mobil, akhirnya mobil itu dijual kan. Maka mobil itu berubah jadi persediaan.
4.      Setelah jadi persediaan, bisa pindah klasifikasi lain. Misal anda punya real estate, rumahnya 30. Kan 1 buat rumah contoh, berarti itu namanya fix aset. Yang 29 namanya persediaan. Tapi setelah terjual 29, masih ada orang yang mau beli rumah anda (tinggal 1, rumah contoh). Rumah contoh itu sebelum dijual, kalau anda niat mau dijual kedepannya (anda sudah ga produksi lagi), anda harus ubah klasifikasinya dari fix aset jadi persediaan. Anda punya persediaan (mobil), lalu anda jual semua. Setelah dijual, duit anda habis, dan mikir kalau mobilnya mending disewakan ke uber. Dari persediaan berubah menjadi PI.
·         Contoh PI:
Tanah dikuasai untuk kenaiikan nilai, proporsional tetap. Tanah yang long term pasti adalah PI. Kalau tersisa namanya persediaan akhir, masuknya LPK.
·         Yang termasuk inventory itu harus jangka pendek. Fix aset itu jelas pakai sendiri. Kalau ada asetnya PPE, golongannya bukan persediaan maupun fix asset, itu berarti golongannya dari PI.
·         Jenis – jenis sewa:
1.      Saya memberikan barang untuk disewa, saya lessor. Anda menyewa, berarti anda lesse. Barang yang disewakan bentuknya anggap saja X. Kalau anda nyewa barang itu, dan saya kasih sewa, pertanyaan pertama itu barang punya siapa? Kalau saya punya barang itu, saya mencatat di LPK neraca. Yang mendepresiasi saya, lessor. Tapi kalau itu punya anda, yang catet dan mendepre anda. Kalau barang itu punya saya, yang catet saya, yang depre saya, anda cuma sewa, itu namanya sewa operasi.
2.      Tapi ada kalanya anda bilang sama saya “itu mesin fotokopi mau saya sewa 8 tahun”. Saya mau sewa 7,5 tahun. Anda bayar uang sewa sama saya. Tapi setelah dibalikin, itu mesin jadi error. Saya mau tanya, itu barang kan di rumah anda terus, berarti sama saja dengan anda beli itu barang dengan cicilan? Itu namanya sewa pembiayaan. Lalu misalnya anda sewa 7,5 tahun, lalu setelah masa sewanya sudah mau habis anda bilang “pak, saya beli saja sekalian barangnya pak, toh masa manfaatnya sudah mau habis”. Lalu saya bilang, “yaudah beli aja”. Penentu harganya anda, yang mau anda, yang catet semua pembiayaan itu anda. Itu namanya sewa pembiayaan. Saya nyewain sebuah mesin. Dari semua orang yang ada di indonesia Cuma anda yang bisa sewa. Contoh, saya bikin pipa gas, saya sewakan pada anda. Dan pipa itu hanya bisa digunakan oleh produsen gas, dan anda adalah produsen gas. Dan saya bergantung sama anda. Kalau kekuatan bargainning power adanya di lesse, namanya pembiayaan. Kalau barangnya khusus sekali sehingga hanya lesse yang bisa sewa, namanya sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan yang mencatat lesse, yang mendepre lesse. Itu mirip dengan membeli dengan cicilan, jangka waktunya pasti panjang.
3.      Kalau anda mencatat dengan barangnya di tempat anda, aset anda di LPK naik dong. Kalau aset naik, ROA sama ROI kecil. ROI = income : aset.
Kalau ROI kecil, merugikan investor kan. Jadi kalau anda jadi lesse, anda yang catet semua biaya, itu pasti merugikan. Anda sewa sampai habis tuh barang. Tapi anda ga pengen sekali kalau itu sampai merusak laporan keuangan anda. Anda mulai pinter sekarang, anda sewa pakai sewa operasi tapi anda perpanjang terus. “pas saya sewa mobil 1 hari ya. Besoknya ternyata diperpanjang lagi dan begitu seterusnya”. Dengan demikian, semua biaya dicatat oleh lessor. Anda punya manfaat mobil, tapi anda ga pernah muncul aset mobil di laporan keuangan anda. Jadi ROA membesar kan, karena aset mengecil. Ini sifat gulipat. Sewa pembiayaan sangat dihindari oleh lesse, karena bisa merusak laporan keuangan.
·         Sewa pembiayaan itu mirip dengan beli nyicil.
·         Jadi kalau punya priperti investasi sudah mirip dengan aset maka pakai harga perolehan. Kalau disewakan, anda cek dulu. Kalau sewa pembiayaan, anda ga mendepre lagi karena orang lain yang mencatatnya.
·         Jadi kalau ga masuk fix aset maka buang aja semua, karena itu termasuk expenses.
·         Tadi pertama kita punya aset, kita catat pakai historical cost kan. Itu namanhya adalah model biaya. Setelah dicatat, sekarang kita akan menerapkannya di tahun tahun berikutnya.
·         Ada 2 metode. Anda sudah pakai cost model. Mau pakai cost model terus boleh. Tapi kalau nanti di tengahjalan berubah jadi nilai wajar juga boleh. Silahkan mau pakai yang mana. selama cost model masih diijinkan, pakai metode cost. Memang ketinggalan jaman dll. Tapi kalau sekali anda pakai fair value model, mahal biayanya. Contoh, anda punya fix aset (mesin) harga 2 M pakai selama 20 tahun. Anda depre kan. Setelah anda jalan, anda deprenya 100 jt pertahun. Anda pakai cost model. Berarti kalau anda sudah pakai 4 tahun, berarti anda depre 400 juta. Itu kalau pakai cost mnodel diteruskan. Dan ini bagus sekali untuk anda. Tapi kalau anda pakai fair value model, anda tiap akhir tahun harus cek. Tahun ke 4 berakhir tinggal segini. Anda harus cek, apakah harganya masih segini atau sudah naik. Tahun depan, harga jualnya 1,5 M. Bisa naik lagi kan jadi 2 M. Kalau begitu anda dapat keuntungan kan? Dan ini bisa masuk laba rugi. Tapi masalahnya tiap akhir tahun ada wakil penilai.
·         Accounting tidak ada kata kata pelepasan dengan free, harus dijual.
·         Kalau nilai wajardipake berarti kan nilai berubah terus tiap periode. Kalau pakai nilai wajar, pasti ada keuntungan dan kerugian  dong. Kalau untung ya ditambah, kalau rugi dikurang. Kalau pakai metode biaya, gaada seperti itu. Seperti fix aset aja kaya biasa. Tapi kalau anda punya nilai wajar dan tidak bisa dinilai, harus diungkapkan. Kenapa tidak bisa? Mungkin selama ini pasar produknya lagi lesu, anda ga punya pembanding sehingga nilai ga bisa ditulis.
·         Pernah tau PT menara bersama? Itu kalau telkom, Ooredo sama XL kan masing masing membangun tower. Di tower kan di atasnya pakai pemancar. Tapi bisa dong, XL sama OOREDO nyewa tempat ini. Nanti di tempat OOREDO, telkom nyewa. Masa mau bangun 1 tower sendirian. Jadi telkom punya 1 menara, nanti di menara itu dia pakai untuk pemancarnya dia, tapi yang lain dikasih space untuk disewakan. Dengan catatan, kalau nanti XL punya jaringan tertentu di tempat jauh yang telkom ga punya, ngapain telkom sewa juga, kan sama sama punya manfaat. Itu namanya sebuah aset  yang dibangun untuk dipakai bersama. Tapi juga ada sebuah perusahaan yang namanya menara telekomunikasi bersama. Kerjaan dia cuma bangun tower dimana mana. dia bukan provider. Dia cuma bangun aja. Nanti telkom, XL dan temen temennya sewa di situ. Kalau menara bersama mendirikan tower, kan ini disewakan kepada telkom, OOREDO dan XL kan, maka aset tersebut tergolong sebagai properti investasi. Tapi kalau telkom bangun sendiri, ini namanya fix aset. Tapi disewakan juga kan. Contoh anda bangun gedung, lantainya 16. Anda pakai 10 sisanya disewakan. Tapi anda mengakuinya sebagai apatuh? Mau sebagian anda akui sebagai PI dan sisanya sebagai aset atau bagaimana? Contoh, anda punya tanah. Ini khusus disewakan, anda bikin tower dan space. Ada yang dipakai untuk perkebunan pribadi, dan ada juga yang dipakai untuk kantor sendiri. Pertanyaannya, sertifikatnya itu sama ga? Bagaimana memilahnya? Di PSAK dikatakan bahwa, kalau anda mau menggolongkan sebagai properti investasi, kalau aset tersebut digunakan dengan tujuan yang tercantum dalam tujuan aset properti investasi dengan kegiatan non properti investasi yang tidak signifikan. Coba liat yang sebelah kiri, anda ga bisa golongkan sebagai PI karena tidak signifikan. Adanya OOREDO sama XL itu ga mempengaruhi kejaan anda sehari hari jadi gampang kan. Kalau OOREDO sam aXL tidak mau sewa, pendapatan jalan terus kan. Itu namanya fix aset. Walaupun rencana awalnya PI. Tapi menurut perusahaan menara bersama termasuk PI.
Jadi kalau punya gedung 16 lantai dan dibagi kegunaanya, bagaimana pengakuannya? Jawabannya tergantung. Makanya kalau punya aset pikir dulu. Gampang nerima pendapatan tapi pencatatannya susah. Jadi kalau bagian yang non properti investasinya itu non signifikan, anda bisa golongkan itu jadi non properti investasi. Saya mau tanya, bisa ga PI di dalamnya ada kegiatan personal kita? Boleh, berapa angkanya? Jangan ngomong angka.